Penolakan Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 di Banyumas, Kasus Segera Disidangkan

Bisnis.com,28 Apr 2020, 14:07 WIB
Penulis: Newswire
Ilustrasi-Petugas medis memakamkan jenazah pasien positif Covid-19 dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (28/3/2020)./ANTARA-Iggoy el Fitra

Bisnis.com, PURWOKERTO - Kasus penolakan terhadap jenazah pasien Covid-19 akan segera dilimpahkan.

Berkas perkara atas kasus penolakan pemakaman jenazah pasien positif Covid-19 sudah dinyatakan P21 atau lengkap oleh Kejaksaan, kata Kepala Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas Komisaris Besar Polisi Whisnu Caraka.

"Sudah P21, tinggal tahap dua, penyerahan tersangka," kata Whisnu saat dihubungi melalui telepon di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (28/4/2020).

Menurut Whisnu, pihak Kepolisian menyerahkan perkara atas kasus penolakan pemakaman jenazah pasien positif Covid-19 tersebut kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Banyumas dan Kejari Purwokerto sesuai dengan tempat kejadian perkara (TKP) masing-masing.

Dalam hal ini, TKP pertama di Desa Kedungwringin, Kecamatan Patikraja, yang masuk wilayah kerja Kejari Banyumas. TKP kedua di Desa Glempang, Kecamatan Pekuncen, masuk wilayah kerja Kejari Purwokerto.

Terkait dengan jumlah tersangka, Kapolresta mengatakan untuk sementara masih sebanyak empat orang yang diajukan dalam berkas perkara.

Keempat tersangka itu terdiri atas K (57), warga Desa Kedungwringin, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas. K diduga memprovokasi warga untuk menolak pemakaman jenazah pasien positif Covid-19. Ia dijerat Pasal 212 KUHP dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.

Selanjutnya, K (46) dan S (45), warga Desa Glempang, Kecamatan Pekuncen, Banyumas. Keduanya diduga menghalang-halangi mobil ambulans saat jenazah pasien positif Covid-19 akan dimakamkan di wilayah tersebut. Keduanya dijerat Pasal 214 KUHP dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.

Selain itu, A (26), warga Desa Pekuncen, Kecamatan Pekuncen, Banyumas. A diduga melempar bambu ke arah mobil ambulans yang membawa jenazah pasien positif Covid-19 di TKP yang masuk wilayah Desa Glempang, Kecamatan Pekuncen. A dijerat Pasal 214 KUHP dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.

Saat dihubungi secara terpisah, Kepala Kejari Banyumas Eko Bambang Marsudi mengatakan pihaknya sudah menerima berkas perkara atas kasus penolakan pemakaman jenazah pasien positif Covid-19 di Desa Kedungwringin.

"Berkas tersebut kami nyatakan lengkap pada hari Kamis (23/4), maka kami terbitkan P21 dan layak untuk disidangkan di Pengadilan," jelasnya.

Menurut dia, pihaknya saat ini tinggal menunggu tahap dua berupa serah terima tersangka dan barang bukti dari penyidik kepada jaksa.

Kasus penolakan pemakaman jenazah pasien positif Covid-19 tersebut terjadi pada Selasa (31/3) sore di Desa Kedungwringin dan selanjutnya dipindahkan ke Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen pada malam harinya.

Tetapi jenazah yang baru dimakamkan di Desa Tumiyang pada Selasa (31/3) malam, akhirnya dibongkar kembali pada Rabu (1/4) karena ada penolakan dari warga setempat dan desa tetangga, yakni Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok.

Pembongkaran makam dipimpin langsung oleh Bupati Banyumas Achmad Husein dan selanjutnya dimakamkan ke desa lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini