Parlemen Brasil Desak Presiden Bolsonaro Pecat Menteri Kesehatan

Bisnis.com,28 Apr 2020, 09:59 WIB
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Penggali makam membuat kuburan baru seiring dengan jumlah kematian yang terus meningkat setelah penyebaran virus Covid-19, di tempat pemakaman Vila Formosa, pemakaman terbesar Brasil, di Sao Paulo, Kamis (2/4/2020)./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah anggota parlemen Brasil dari Partai Liberal, Partai Progressitas, Partai Sosial Demokrat dan Partai Republicanos dalam rapat awal pekan ini meminta Presiden Jair Bolsonaro mengubah pendekatannya terhadap penanggulangan Covid-19.

Dilansir Bloomberg, Selasa (28/4/2020), anggota partai-partai tersebut meminta Bolsonaro menganggarkan lebih banyak paket stimulus untuk warganya. Mereka juga mendesak Bolsonaro agar tak segan memecat Menteri Kesehatan Paulo Guedes apabila menentang hal itu.

Belakangan, sejumlah politikus di Brasil makin geram dengan sikap pemerintahan Bolsonaro yang sedari awal tak memandang corona sebagai masalah serius. Padahal, di sisi lain pandemi ini telah memakan banyak korban dan bikin warga Brasil hidup dalam penderitaan.

Hingga kini jumlah kasus terkonfirmasi di Negeri Samba sudah menyentuh 66.896. Dari jumlah tersebut, 4.555 orang telah meninggal dunia.

Di sisi lain Bolsonaro masih belum menampakkan indikasi perubahan sikap. Dalam komentar terakhirnya, Senin (27/4/2020) kemarin dirinya menegaskan kepercayaan penuh pada Guedes.

"Orang yang boleh memutuskan langkah ekonomi di negara ini hanya satu: Guedes," tutur Bolsonaro seperti dilansir Bloomberg.

Dukungan juga disuarakan Wakil Presiden Hamilton Mourao. Mourao berencana memaksimalkan dana pajak untuk pembangunan infrastruktur, alih-alih menganggarkannya untuk paket stimulus baru.

Guedes sendiri disebut-sebut sedang cemas memikirkan posisinya yang mulai lemah. Kendati masih didukung penuh oleh Bolsonaro, belakangan semakin banyak pihak yang menyoroti keputusannya.

Selain korban jiwa, pukulan akibat pandemi tampak jelas di perekonomian Brasilo. Saat ini sejumlah pertokoan, penerbangan, dan berbagai sektor industri tak bisa beroperasi normal. Permintaan juga turun drastis karena warga sedang berjuang mengatasi tekanan ekonomi masing-masing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini