Thailand Salurkan Bantuan Tunai US$4,6 Miliar untuk Petani

Bisnis.com,28 Apr 2020, 17:01 WIB
Penulis: Nirmala Aninda
Petani memanen padi disawah garapannya di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Thailand berencana untuk memberikan bantuan tunai kepada 10 juta rumah tangga dengan mata pencaharian utama bertani sebesar 15.000 baht atau senilai US$462 untuk mengurangi dampak ekonomi dari virus corona.

Anggaran sekitar US$4,6 miliar berasal dari pinjaman yang sudah direncanakan, dengan total stimulus sebesar 1 triliun baht, untuk mengatasi perlambatan ekonomi yang tajam.

"Uang tersebut akan dicairkan dalam tiga bulan mulai Mei," kata juru bicara pemerintah Narumon Pinyosinwat, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (28/4).

Thailand sebelumnya meluncurkan program pemberian uang tunai terpisah untuk orang-orang yang tidak ditanggung oleh dana jaminan sosial.

Kebijakan itu sedang diperluas untuk mencakup 16 juta orang, dari 14 juta, dengan biaya 240 miliar baht, menurut pernyataan pemerintah.

Sejauh ini, Thailand telah berkomitmen untuk membelanjakan 390 miliar baht atau US$12 miliar, untuk bantuan langsung.

Berdasarkan data Bank Dunia, nilainya setara dengan 2,4 persen dari perkiraan produk domestik bruto (PDB) atau sebesar US$505 miliar pada tahun 2018.

Sementara itu, Citigroup Inc. telah mengatakan dalam sebuah catatan bahwa bantuan tunai dapat memberikan dorongan untuk konsumsi masyarakat.

Hampir 30 juta orang di negara berpenduduk 69 juta ini telah mengajukan program uang tunai yang ada, tetapi banyak yang gagal memenuhi syarat.

Di tengah keputusasaan yang dipicu oleh krisis ekonomi, seorang wanita nekat minum racun tikus dalam upaya bunuh diri di dekat Kementerian Keuangan Thailand setelah gagal mendapatkan dana bantuan.

Menurut pernyataan dari partai Palang Pracharat, yang merupakan bagian dari koalisi yang berkuasa, wanita tersebut dirawat di rumah sakit dan kemudian dinyatakan memenuhi syarat program bantuan tunai.

Bank sentral Thailand memperkirakan kontraksi ekonomi sebesar 5,3% untuk tahun ini, proyeksi terburuk sejak akhir 1990-an.

Adapun berdasarkan beberapa perkiraan, paket stimulus keseluruhan negara ini bernilai sekitar 11 persen dari PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini