Prancis, Spanyol, Yunani, dan Portugal akan Melonggarkan Lockdown, Jerman Khawatir

Bisnis.com,28 Apr 2020, 17:23 WIB
Penulis: Andya Dhyaksa
Petugas medis dengan alat pelindung diri beristirahat selama pemindahan pasien yang terinfeksi virus corona (COVID-19) dari Strasbourg di Prancis, Senin (30/3/2020), menuju Jerman dan Swiss./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah kabar perkembangan virus Corona (Covid-19) di Eropa diwarnai dengan tema beragam. Ada yang membahagiakan, ada juga yang cemas.

Untuk yang pertama, misalnya, Jenner Insititute dari Universitas Oxford, Inggris, kini tengah berpacu menyediakan vaksin virus Corona. Mei 2020, diperkirakan, akan ada 6.000 uji klinis kepada manusia untuk vaksin tersebut.

Kabar menggembirakan lainnya, Prancis akan mulai membuka perlahan kebijakan lockdown negara tersebut. Menurut Perdana Menteri Edouard Philippe akan menjelaskan bagaimana Prancis perlahan-lahan akan keluar dari pembatasan kuncinya mulai 11 Mei.

Termasuk di antaranya, yang secara kontroversial, pengenduran lockdown itu melibatkan anak-anak yang kembali ke sekolah. Ini jelas melawan saran dari dewan ilmiah nasional.

Selain Prancis, negara Spanyol, Yunani dan Portugal juga akan melakukan hal yang sama. Spanyol dan Yunani akan mengumumkan pembatasan pelonggaran lockdown pada hari ini, Selasa (28/4/2020). 

Spanyol diketahui telah membuat rekor kematian terendah dalam beberapa hari terakhir pada Senin kemarin. Sebanyak 301 dikonfirmasi meninggal, jumlah yang lebih rendah dibanding 24 jam sebelumnya, 331.

Sedangkan pemerintah Portugal bakal mengadakan pertemuan tertutup dengan para pejabat kesehatan, dan mengatakan diskusi adalah kunci dalam setiap langkah menuju melonggarkan lockdown.

Di sisi lain, kekhawatiran muncul dari Jerman, sebut BBC. Data resmi dari Robert Koch Institute Jerman menunjukkan angka reproduksi telah meningkat menjadi sekitar 1,0 lagi--yang berarti setiap orang terinfeksi menularkan virus ke satu sama lain.

Kanselir Angela Merkel telah memperingatkan negara-negara di Benua Biru untuk tidak mengurangi lockdown terlalu cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andya Dhyaksa
Terkini