Dampak COVID-19 Kian Berat, Pembiayaan MTF Anjlok Hingga 80%

Bisnis.com,28 Apr 2020, 18:34 WIB
Penulis: Arif Gunawan
Karyawati melayani nasabah di kantor Mandiri Tunas Finance, Jakarta, Rabu (9/8/2017)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA-PT Mandiri Tunas Finance mengakui dampak Covid-19 terhadap kinerja perseroan telah menyebabkan turunnya realisasi pembiayaan pada bulan ini.

Direktur Sales dan Distribusi MTF Harjanto Tjitohardjojo menjelaskan rerata pencapaian pembiayaan baru setiap bulan sebesar Rp2,5 triliun. Namun, pada bulan April ini perseroan memproyeksikan capaiannya hanya sekitar 20% dari masa normal. 

"Average pembiayaan baru di MTF itu sekitar Rp2,5 triliun, prediksi kami pada April ini realisasi hanya di kisaran Rp500an miliar," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (28/4/2020).

Guna menahan laju penurunan kinerja yang lebih dalam, pihaknya kini menyasar nasabah eksisting misalnya dengan menawarkan produk pembiayaan multiguna.

Sementara itu penyaluran kredit untuk nasabah baru memang sudah dihentikan sementara waktu, guna menjaga kualitas kredit perseroan.

Harjanto juga mengakui bahwa MTF sedang fokus menangani program relaksasi kredit yang diajukan oleh para nasabah. Data perusahaan menyatakan sampai 20 April 2020 lalu, MTF telah memberikan persetujuan restrukturisasi terhadap 3.248 debitur dengan total nilai outstanding pembiayaan sebesar Rp492 miliar.

Selama kuartal I/2020, MTF membukukan kenaikan kinerja pembiayaan sebesar 5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Perseroan mencatattkan penjualan senilai Rp7,28 triliun dari 29.032 unit kendaraan.

Adapun, pada kuartal I tahun lalu, MTF mencatatkan penyaluran pembiayaan senilai Rp6,93 triliun dari penjualan sebanyak 28.211 unit kendaraan. "Kuartal pertama tahun ini ada pertumbuhan sebesar 5 persen dibandingkan periode tahun lalu di kuartal I/2019," ujar Harjanto.

Sebelumnya, MTF menyatakan target pembiayaan pada kuartal pertama tahun ini senilai Rp10 triliun tidak tercapai. Melesetnya realisasi dari target ini diakibatkan banyaknya tekanan di pasar otomotif dan ekonomi nasional.

Sejumlah tekanan yang melemahkan industri otomotif di antaranya putusan MK tentang fidusia di awal 2020, serta penyebaran virus corona di Tanah Air yang mulai merebak sejak Maret lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini