Bos BI: Tekanan Rupiah Dipengaruhi Kebutuhan Valas Korporasi

Bisnis.com,29 Apr 2020, 09:03 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers melalui video streaming di Jakarta, Kamis (2/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menegaskan faktor teknikal serta perkembangan berita dalam dan luar negeri masih mempengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah.

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan faktor dari dalam negeri yang memberikan tekanan pada rupiah salah satunya adalah kebutuhan valuta asing dari korporasi relatif tinggi.

Alhasil, kondisi ini menambah tekanan terhadap nilai tukar. Selain itu, pelaku pasar melihat upaya pemerintah melakukan untuk PSBB akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

BI sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2,3 persen, sementara proyeksi Fitch Ratings sebesar 2,8 persen.

Namun, BI melihat ada faktor positif yakni minat penawaran lelang SBN yang cukup tinggi mencapai Rp44,4 triliun pada lelang terakhir. Ini menunjukkan minat investor dari dalam dan luar negeri.

"2,2 kali dari target, itu berita positif," ujarnya.

Selain itu, nilai tukar rupiah juga ditopang oleh sentimen positif, penguatan pasar berjangka di AS dan Eropa.

Perry menegaskan BI masih meyakini rupiah akan kembali menguat ke arah Rp15.000.

"Insya Allah nilai tukar stabil dan menguat."

Keyakinan ini ditopang oleh faktor sisi fundamental rupiah yang masih undervalue dan defisit transaksi berjalan yang lebih rendah 2,5 persen sampai 3 persen serta kebutuhan valas yang lebih rendah akibat dampak turunnya defisit transaksi berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini