Alphabet, Induk Google Raup Pendapatan US$33,71 Miliar

Bisnis.com,29 Apr 2020, 13:49 WIB
Penulis: Reni Lestari
Google Doodle Hari Bumi 2020/Dok. Google

Bisnis.com, JAKARTA - Alphabet Inc., perusahaan induk Google melaporkan kenaikan pendapatan kuartal pertama lebih tinggi dari yang diprediksi. Hal itu menunjukkan permintaan iklan yang tinggi pada bulan-bulan sebelum pandemi virus corona (Covid-19) melanda para pelanggan Google.

Alphabet Inc. melansir penjualan mencapai US$ 33,71 miliar pada kuartal I/2020. Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, angka itu lebih tinggi dari perkiraan analis yang rata-rata berada di angka US$32,6 miliar.

Hasilnya mencerminkan kinerja pada periode sebelum dampak penuh dari pandemi, yang memaksa ribuan bisnis untuk memotong pengeluaran pemasaran.

Chief Financial Officer Alphabet Ruth Porat mengatakan, perusahaan tidak bisa memberikan prediksi pendapatan pada  kuartal selanjutnya karena iklum usaha yang sulit saat ini. Dia menyebut, dalam dua bulan pertama pendapatan Alphabet masih menunjukkan tren penguatan. Namun, kondisi berbalik memasuk Maret 2020.

"Kami mempertajam fokus kami pada pelaksanaan yang lebih efisien, sambil terus berinvestasi dalam peluang jangka panjang kami," katanya dalam sebuah pernyataan, dilansir Bloomberg, Rabu (29/4/2020).

Saham Alphabet naik 3 persen pada perdagangan yang diperpanjang. Saham ditutup pada US$1.232,59 di New York dan telah jatuh sekitar 7 persen tahun ini.

CEO Alphabet Sundai Pichai mengatakan, Google memilih anggaran iklannya sendiri sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk menahan biaya.

Sementara itu, Alphabet telah melakukan diversifikasi ke layanan cloud dan perangkat keras konsumen. Walau demikian  iklan masih menyumbang sebagian besar pendapatan.

Klien besar seperti Expedia Group Inc. sudah memangkas biaya pemasaran. Sedangkan Interpublic Group of Cos., salah satu perusahaan induk periklanan terbesar, mengatakan pekan lalu kuartal kedua akan sangat sulit.

Google memperoleh banyak pendapatannya dari bisnis kecil, ribuan di antaranya kemungkinan ditutup seiring risiko resesi mendalam tahun ini. Perusahaan teknologi itu diketahui memiliki platform iklan yang dapat dimatikan dengan cepat secara mandiri oleh pelanggan.

"Pengeluaran iklan secara keseluruhan akan mencerminkan kemungkinan kontraksi dalam ekonomi yang disebabkan oleh pandemi dan kami memperkirakan Alphabet akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat untuk keseimbangan tahun ini," kata analis Wedbush Securities, Michael Pachter dalam sebuah laporan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini