Inggris Masih Berjarak Tiga Pekan dari Alat Detektor Corona

Bisnis.com,29 Apr 2020, 19:09 WIB
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Mobil ambulans siaga di sebuah rumah sakit di London, Inggris, di tengah pandemi corona./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah lockdown dan ketidakpastian akhir pandemi Covid-19, warga Inggris mendapat kabar baik dan buruk sekaligus dari pemerintah.

Kabar baiknya, pemerintahan Boris Johnson kini tengah merancang aplikasi gawai untuk menangkal angka persebaran Covid-19. Berbeda dengan aplikasi buatan universitas atau pemerintah negara lain pada umumnya, aplikasi bikinan Inggris akan bisa dipakai untuk melakukan tes Corona secara mandiri.

Tapi kabar buruknya, aplikasi tersebut belum akan dirilis dalam waktu dekat. Pemerintah menjanjikan terobosan tersebut dirilis pada pertengahan Mei, atau selambat-lambatnya tiga pekan dari sekarang.

"Kami berharap fitur itu bisa ditanam ke dalam aplikasi sebelum tanggal perilisan. Prediksi kami semua akan siap pada pertengahan Mei," ujar Sekretaris Departemen Kesehatan Inggris, Matt Hancock, seperti dilansir Bloomberg.

Sontak kabar tersebut bikin tekanan terhadap pemerintahan Boris Johnson semakin kuat. 

Pasalnya publik meyakini aplikasi ini adalah jalur pembuka bagi Inggris untuk mulai memikirkan opsi pelonggaran lockdown. Di sisi lain, mengingat perilisan aplikasi ini masih lama, bisa dipastikan jarak Inggris dengan pelonggaran lockdown juga relatif jauh.

Pemerintah Inggris hingga saat ini memang belum memikirkan sama sekali opsi peringanan lockdown.

Untuk menambal sementara kehadiran detektor Corona yang dijanjikan, saat ini pemerintah fokus meningkatkan kemampuan tes harian dengan metode PCR. Inggris lewat laman resmi Kementerian Kesehatan menargetkan kemampuan tes 100.000 orang per hari hingga aplikasi detektor dirilis.

Sebagai catatan, saat ini virus corona sudah menginfeksi lebih dari 161.000 orang di Inggris. 21.678 orang di antaranya sudah dinyatakan meninggal dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andya Dhyaksa
Terkini