PT Pegadaian Terimbas Corona, Laba 2020 Diproyeksi Turun 21,2 Persen

Bisnis.com,30 Apr 2020, 13:09 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Petugas melayani nasabah di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pegadaian (Persero) memproyeksikan adanya penurunan laba hingga 21,2 persen pada akhir 2020 sebagai dampak dari penyebaran virus corona. Kenaikan pembiayaan bermasalah menggerus laba perusahaan pelat merah itu.

Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto menjelaskan bahwa perseroan akan terdampak oleh pandemi Covid-19 karena sebagian besar nasabah menggunakan layanan gadai. Meskipun begitu, jaminan yang jelas dari gadai membuat penurunan kinerja dinilai tidak akan terlalu dalam.

"Pada akhir tahun nanti kami perkirakan masih ada pertumbuhan pendapatan dan outstanding pinjaman, tetapi laba rugi kami akan terpengaruh," ujar Kuswiyoto pada Kamis (30/4/2020).

Perseroan memproyeksikan perolehan laba pada akhir 2020 senilai Rp2,45 triliun. Jumlah tersebut turun hingga 21,2 persen (year-on-year/yoy) dari laba 2019 senilai Rp3,11 trilun.

Menurut Kuswiyoto, proyeksi tersebut menggunakan asumsi dampak Covid-19 berlangsung selama enam bulan, yakni April-September 2020. Dalam masa tersebut pertumbuhan pinjaman diperkirakan akan stagnan.

"Proyeksi penurunan laba telah memperhitungkan asumsi adanya kebijakan stimulus bagi nasabah, kenaikan nasabah, dan kenaikan non-performing loan [NPL]," ujarnya.

Meskipun laba diperkirakan turun, Pegadaian memproyeksikan perolehan pendapatan senilai Rp18,06 triliun. Jumlah tersebut naik 2,09 persen (yoy) dari pendapatan tahun lalu senilai Rp17,69 triliun.

Outstanding pinjaman perseroan pada akhir tahun ini diperkirakan mencapai Rp54,78 triliun atau naik 8,75 persen (yoy) dari 2019 senilai Rp50,37 trilliun. Adapun, aset Pegadaian pada penghujung 2020 diperkirakan akan mencapai Rp71,23 triliun atau naik 9,04 persen (yoy) dari 2019 senilai Rp65,32 trilun.

Kuswiyoto menjelaskan bahwa pembiayaan bermaslaah (NPL) perseroan pada akhir tahun ini berpotensi mencapai 3,35 persen, meningkat dari posisi akhir 2019 sebesar 1,75 turun.

Dia menjelaskan bahwa dalam kondisi saat ini, Pegadaian mengharapkan bank-bank Himbara memiliki likuiditas yang cukup, karena sumber dana utama perseroan berasal dari Himbara dan pasar modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini