Jaga Laba 2020, Malindo Feedmill (MAIN) Kencangkan Ikat Pinggang

Bisnis.com,01 Mei 2020, 19:14 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Day old chicken (DOC)./Repro-Malindo Feedmil

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perunggasan PT Malindo Feedmill Tbk. akan menekan biaya produksi dan administrasi untuk menjaga tingkat keuntungan pada 2020.

Berdasarkan laporan keuangan 2019 yang dipublikasikan Kamis (30/4/2020), Malindo Feedmill membukukan pendapatan Rp7,45 triliun pada 2019. Realisasi itu naik 11,17 persen dari Rp6,70 triliun tahun sebelumnya.

Kendati demikian, beban pokok penjualan perseroan naik lebih tinggi sebesar 13,69 persen secara year on year (yoy) pada 2019. Jumlah yang dikeluarkan naik dari Rp5,76 triliun pada 2018 menjadi Rp6,55 triliun.

Dari situ, laba kotor emiten berkode saham MAIN itu senilai Rp901,68 miliar pada 2019 atau turun 4,30 persen dari Rp942,20 miliar tahun sebelumnya.

Penurunan signifikan terjadi dalam pos perubahan aset biologis perseroan. Tercatat, aset biologis turun 50,33 persen dari Rp117,15 miliar pada 2018 menjadi Rp58,18 akhir tahun lalu.

Sementara itu, beban penjualan naik 6,54 persen. Nilai yang harus dikeluarkan main naik dari Rp173,37 miliar menjadi Rp184,71 miliar.

Dengan demikian, MAIN membukukan laba bersih Rp152,48 miliar pada 2019. Pencapaian itu turun 46,45 persen dibandingkan dengan Rp284,790 miliar per 31 Desember 2018.

Sekretaris Perusahaan Malindo Feedmill Andre Andreas Hendjan mengatakan penurunan laba bersih periode 2019 karena day old chicken (DOC) dan broiler tidak stabil.

Untuk tahun ini, perseroan akan melakukan efisiensi dan pengembangan teknologi, khususnya di bidang peternakan dan administrasi.

“Khususnya yang dapat menekan biaya produksi dan administrasi,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (30/4/2020).

Seperti diketahui, MAIN saat ini menjalankan serangkaian kegiatan usaha yang terdiri atas empat divisi yakni pakan ternak, divisi pembibitan ayam, divisi peternakan ayam pedaging, dan divisi makan olahan.

Dalam laporan tahunan 2019, kontribusi penjualan bersih perseroan berasal dari bisnis pakan senilai Rp4,86 triliun. Selanjutnya, bisnis anak ayam atau itik usia sehari menyumbang Rp1,32 triliun.

Adapun, lini bisnis ayam pedaging merupakan kontributor ketiga terbesar bagi perseroan senilai Rp886,57 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini