Industri Penerbangan Terpukul Corona, Mungkinkah Diselamatkan Asing?

Bisnis.com,02 Mei 2020, 11:03 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Calon penumpang melihat papan informasi mengenai penerbangan di Terminal IA Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Industri penerbangan Indonesia sudah mengalami penurunan kinerja hingga 40 persen akibat penyebaran virus Corona penyebab Covid-19. Walaupun tetap berusaha menerbangi rute-rute tertentu, maskapai tetap tak mampu mengkompensasi penurunan. Maskapai asing dinilai tak mungkin masuk ke Indonesia.

Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia Chappy Hakim mengungkapkan penurunan ini akibat berbagai antisipasi menghadapi penyebaran virus Corona. Kalangan maskapai, ujar Chappy, sudah mulai beralih menjadi maskapai kargo.

Chappy menilai saat ini secara prinsip seluruh negara masih menghadapi hal yang sama. Dengan demikian, agak sulit pihak asing melakukan penetrasi ke Indonesia, pun pemerintah mesti melindungi kepentingan negara dalam transportasi udara.

"Kondisi negara mana pun menghadapi hal yang sama, belum tahu ini penanganannya secara global, pasti ada upaya instansi-instansi internasional. Kalau ada maskapai asing masuk, saya tak yakin. Ini kepentingan nasional, pemerintah mungkin bisa minimal mengakomodasi Garuda," jelas Chappy, Sabtu (2/5/2020).

Selain itu, Chappy menuturkan kecenderungan kinerja maskapai terus menurun seiring tren pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan larangan mudik yang digaungkan pemerintah. Belum lagi jika wabah virus Corona ini masih berlarut, sangat mungkin permasalahan di sektor transportasi udara semakin rumit.

"Indonesia saat ini sudah turun 30 sampai 40 persen, itu dampaknya sangat besar walaupun maskapai berusaha mengakomodasi rute-rute yang diterbangkan. Arus penumpang sudah turun, sehingga yang operasional paling banyak penerbangan kargo," kata Chappy.

Kerumitan tersebut berdampak terhadap para pilot yang harus memperbaharui lisensi penerbangannya, hingga berbagai hal teknis yang mesti diperbaharui oleh para pemilik maskapai.

"Posisinya menjadi agak sulit seperti ini maka maskapai penerbangan tak bisa dilihat sebagai bidang usaha yang diminati pengusaha lagi, manajemen maskapai penumpang swasta akan sulit sekali kembali ke kondisi semula, ada kredit, leasing yang mesti dibayarkan," ujarnya.

Pada akhirnya, terang Chappy, pemerintah harus memberikan stimulus paling tidak agar Garuda Indonesia tetap dapat beroperasi. Bahkan, lanjutnya, jika dalam kondisi terburuk pemerintah dapat menggulirkan kembali angkutan udara militer untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini