Gara-Gara Corona, Sri Mulyani: Negara Dipaksa Defisit

Bisnis.com,04 Mei 2020, 14:27 WIB
Penulis: Muhamad Wildan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan kepada tim Bisnis Indonesia saat wawancara eksklusif di Jakarta, Jumat (22/11/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Akibat penyebaran Covid-19, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan semua negara di seluruh dunia harus melakukan tindakan luar biasa dalam hal kemampuan fiskalnya.

Sri Mulyani mengungkapkan negara-negara dengan kemampuan dan kehati-hatian fiskal yang memadai harus bekerja lebih keras lagi untuk menangani dampak Covid-19.

"Negara yang prudent fiskalnya sekarang dipaksa defisit. Australia dan Singapura biasanya prudent, sekarang ekspansi 11 persen dari GDP," ujar Sri Mulyani dalam rapat dengan Badan Anggaran, Kamis (4/5/2020).

Bahkan, dia mengungkapkan negara-negara maju tersebut harus mengubah APBN-nya selama tiga kali berturut-turut.

Selain kedua negara tersebut, Kanada juga harus melebarkan defisit fiskal hingga 6 persen. Sementara itu, rasio utang terhadap PDB Malaysia melesat naik hingga 10 persen.

"Semua menteri keuangan mengubah APBN dalam waktu cepat."

Indonesia sendiri harus memperlebar batasan defisit fiskalnya dari 3 persen menjadi 5,07 persen atau sekitar Rp852,9 triliun pada tahun ini akibat tekanan pandemi Covid-19.

Salah satu pembiayaan defisit fiskal ini akan dilakukan dengan penerbitan surat utang. Kemenkeu memperkirakan penerbitan SBN akan mencapai Rp865,8 triliun hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini