Naiknya Harga Jual CPO Topang Laba Perusahaan Sawit Ini

Bisnis.com,04 Mei 2020, 13:33 WIB
Penulis: Pandu Gumilar
Jajaran komisaris dan direksi PT Palma Serasih Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA – Laba bersih emiten perkebunan PT Palma Serasih Tbk. (PSGO) ditopang oleh naiknya harga jual minyak kelapa sawit.

Sekretaris Perusahaan Palma Serasih Astrida Niovita mengatakan harga jual rata-rata minyak kelapa sawit telah menopang pendapatan dan laba bersih perseroan. Menurutnya dalam kuartal I/2020, harga jual menyentuh Rp8.500 per kg sampai dengan Rp9.000 per kg.

“Secara garis besar faktor utamanya adalah harga komoditas yang meningkat di kuartal I/2020. Selain itu, produktivitas tanaman juga meningkat seiring usia tanaman yang bertambah,” katanya kepada Bisnis.com pada Senin (4/5/2020).

Dalam laporan keuangan PSGO mencatatkan laba bersih sebesar Rp25,74 miliar pada kuartal I/2020. Naiknya harga jual dapat membalik posisi rugi bersih perseroan dari posisi Rp41,25 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Dengan begitu rugi bersih per saham senilai Rp2,81 berubah menjadi laba bersih per saham Rp1,37.

Total pendapatan perseroan pada triwulan pertama mencapai Rp254,26 miliar naik 23,12 persen dari posisi tahun sebelumnya Rp206,52 miliar. Penjualan minyak kelapa sawit menjadi motor utama pertumbuhan dengan sumbangan sebesar Rp233,53 miliar.

Segmen inti kelapa sawit menyumbang Rp16,14 miliar dan tandan buah segar Rp5,73 miliar. Masing-masing segmen tahun lalu mencatatkan penjualan Rp180,72 miliar, Rp25,36 miliar, dan Rp2,03 miliar.

Selain itu, emiten yang baru melantai tahun lalu itu mencatatkan penurunan beban pokok 5,92 persen ke posisi Rp170,41 miliar. Beban penjualan perseroan juga turun 33,41 persen menjadi Rp14,11 miliar.

Bottom line perseroan semakin tebal dengan tambahan pendapatan lain sebesar Rp10,01 miliar, Adapun total liabilitas PSGO mencapai Rp2,10 triliun.

Sementara itu, Astrida juga memproyeksikan akan terjadi gangguan pengadaan pupuk dari China akibat pandemic covid-19 pada usai semester I/2020. Pasalnya lockdown berpotensi menunda pengiriman pupuk 1 sampai 2 bulan.

Selain itu, ada kemungkinan bahan baku itu juga akan naik.

“Untuk saat ini kami sudah memiliki persediaan pupuk yang cukup untuk semester I dan sebagian semester II tahun ini. Sisa kebutuhan akan segera dipercepat pengiriman,”katanya.

Astrida menambahkan pandemi covid-19 telah membuat harga jual minyak sawit mengalami penurunan 30 perse sejak akhir Februari, Menurutnya harga akan melemah seiring penerapan lockdown di bebera negara importir utama.

“Namun belum ada dampak signifikan terhadap kami karena seluruh produksi kami jual di pasar domestik,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini