Pemerintah Genjot Surat Utang, Penerbitan Obligasi Bank Mandiri Jalan Terus

Bisnis.com,04 Mei 2020, 17:39 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Nasabah melakukan transaksi elektronik lewat ATM Bank Mandiri di Jakarta, Senin (1/10/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. masih optimistis menerbitkan obligasi rupiah pada tahun ini di tengah tingginya penerbitan surat utang negara (SUN).

Sebagai informasi, realisasi pembiayaan utang melalui surat berharga negara (SBN) secara bruto per akhir April 2020 tercatat sudah mencapai Rp485,66 triliun.

Secara lebih rinci, penerbitan SBN dalam bentuk SUN berdenominasi rupiah tercatat sudah mencapai Rp360,08 triliun, sedangkan dalam bentuk SUN valas mencapai Rp110,05 triliun. Adapun, penerbitan SBN dalam bentuk sukuk tercatat mencapai Rp125,57 triliun.

Direktur Treasury, International Banking & Special Asset Management Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan kondisi tersebut tidak akan membuat terjadinya persaingan antara bank dengan pemerintah dalam memperoleh dana. Upaya untuk mencari dana di pasar obligasi dinilai tetap akan mengikuti mekanisme yang ada.

Bank Mandiri pun, lanjutnya, tidak berniat untuk melakukan penundaan penerbitan obligasi. Bahkan, Bank Mandiri baru saja mengumumkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II Tahap I 2020 dengan target indikatif Rp1 triliun.

Aksi korporasi ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan II dengan target penghimpunan dana senilai Rp20 triliun.

Menurutnya, penerbitan obligasi tersebut untuk memperkuat struktur funding perseroan dalam mendukung rencana ekspansi bisnis ke depan.

Penghimpunan dana non konvensional ini memiliki dua seri, yakni obligasi seri A mencapai Rp350 miliar dengan bunga tetap 7,75 persen per tahun sedangkan seri B mencapai Rp650 miliar dengan bunga tetap sebesar 8,30 persen per tahun.

Adapun, manajemen melanjutkan obligasi bunga di bayar setiap kuartal. Pembayaran pertama bunga obligasi dilakukan pada 12 Agustus 2020, sedangkan pembayaran pokok dan bunga terakhir dibayarkan pada 12 Mei 2025 unutk seri A dan 12 Mei 2027 untuk seri B.

Peringkat obligasi ini adalah idAAA dengan outlook stabil.

"Mekanisme pasar normal saja [persaingan di pasar obligasi dengan pemerintah], hal ini tidak akan menyulitkan bank dalam menerbitkan obligasi," katanya kepada Bisnis, Senin (4/5/2020).

Darmawan mengakui, Bank Mandiri, sebelumnya memang menargetkan urat utang dengan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II Tahap I senilai Rp3 triliun. Namun dalam perkembangannya, atas keputusan internal Bank Mandiri, besaran obligasi tersebut diturunkan menjadi Rp1 triliun.

Sementara itu, Bank Mandiri belum memutuskan mengenai potensi untuk kembali menerbitkan obligasi pada tahun ini.

"Rencana awal PUB II tahap 1 tahun ini jumlahnya Rp3 triliun, direvisi menjadi Rp1 triliun," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini