Salut! 2 Negara Ini Sukses Pertahankan Angka Kematian Akibat Covid-19 di Bawah 0,1 Persen

Bisnis.com,05 Mei 2020, 18:55 WIB
Penulis: Amanda Kusumawardhani
PM Singapura Lee Hsien Loong menegaskan negeri itu akan melakukan sejumlah langkah baru menghadapi Corona/Faceboo-Lee Hsien Loong

Bisnis.com, JAKARTA — Ketika jumlah kematian akibat Covid-19 terus meningkat hingga menyentuh 250.000 secara global, dua negara kecil ini mempertahankan angka kematian di bawah 0,1 persen.

Di Qatar dan Singapura, rasio kematian akibat Covid-19 berada di bawah 0,1 persen dari jumlah kasus positif yang dilaporkan.

Singapura, salah satu negara dengan total kasus positif terbanyak di Asia harus berpacu dengan waktu menangani kenaikan signifikan dari asrama tenaga kerja asing.

Para pengamat kesehatan menyatakan demografi pasien dan kemampuan sistem kesehatan menjadi kunci untuk menjaga angka kesembuhan lebih tinggi akibat Covid-19.

Ketika negara kecil, misalnya, Vietnam sama sekali tidak mencatatkan angka kematian, kedua negara ini harus bergulat dengan angka kasus positif lebih dari 10.000 dan mulai melihat adanya tekanan terhadap infrastruktur kesehatan mereka.

Di antara negara dengan jumlah kasus yang besar, angka kematian di Qatar sekitar 0,07 persen atau 12 kematian terhadap lebih dari 16.000 kasus. Sebaliknya, angka kematian di Singapura mencapai 0,093 persen terhadap lebih dari 19.000 kasus.

Kedua negara ini juga sukses menjaga angka kematian dengan rasio yang rendah atau sesuai dengan proporsi populasinya, yakni kurang dari 0,5 per 100.000 orang.

Kedua negara ini pun tergolong dari sejumlah negara kaya, yang berarti mereka memiliki sistem kesehatan lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Setelah Qatar dan Singapura, ada Belarus, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Professor Global Biosecurity di University of New South Wales, Raina MacIntyre, mengatakan angka kematian yang rendah bersumber dari tiga faktor yaitu kemampuan tes, usia populasi, dan kapasitas intensive care unit (ICU).

“Negara yang mampu melakukan tes lebih banyak dan mendeteksi kasus dengan gejala ringan akan memiliki angka kematian yang rendah,” jelasnya, dikutip Bloomberg, Selasa (5/5/2020).

Tak hanya itu, jumlah manusia lanjut usia yang besar dan kapasitas ICU yang rendah akan berujung pada tingginya angka kematian.

Dalam hal ini, Singapura memiliki jumlah populasi manula lebih tinggi dibandingkan dengan Qatar, tetapi mayoritas pasien positif Covid-19 berasal dari tenaga kerja asing yang muda dan harus melalui serangkaian tes kesehatan sebelum diperbolehkan kerja di negara tersebut.

Tak jauh berbeda, banyak kasus positif di Timur Tengah hanya menimpa populasi muda dan tenaga kerja asing. Mayoritas populasi di Uni Emirat Arab dan Qatar adalah ekspatriat muda yang juga harus melalui tes kesehatan sebelum masuk ke kawasan itu untuk bekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nurbaiti
Terkini