Ada 7 BPR Ajukan Bantuan Likuiditas ke BPD Bali. Wah, Kenapa?

Bisnis.com,05 Mei 2020, 16:50 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
BPD Bali/indojobhunter.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Bali mencatat saat ini terdapat lima sampai tujuh BPR yang mengajukan bantuan likuiditas berupa permohonan dana bergulir.

Direktur Bisnis Non-Kredit Bank BPD Bali I Nyoman Sumanaya mengatakan pengajuan bantuan likuiditas tersebut terkait fungsi BPD Bali sebagai Apex BPR. Dalam Apex BPR, ada tiga model kerja sama yang dapat disalurkan dari BPD Bali ke BPR yakni dana bergulir, dana mismatch, dan layanan teknis perbankan.

Khusus untuk dana bergulir, saat ini sudah ada kurang lebih lima sampai tujuh BPR yang melakukan pengajuan. Saat ini, persetujuan masih diproses oleh tim.

Menurutnya, pengajuan bantuan likuiditas tersebut bukan berarti BPR bersangkutan sedang tidak aman. Bahkan, dia menilai BPR yang mengajukan kerja sama dengan BPD Bali terhitung katagori sehat.

"Belum tentu likuiditas BPR bersangkutan tidak aman, mungkin ini untuk jaga-jaga ya," katanya kepada Bisnis, Selasa (5/5/2020).

Adapun, dana yang bisa disalurkan yakni maksimal senilai Rp1 miliar pada masing-masing BPR. Hanya saja kuota dana bergulir dari program Apex BPR adalah senilai Rp4,2 miliar, sedangkan dana mismatch senilai Rp1,4 miliar.

Dana tersebut berasal dari setoran anggota Apex BPR yakni BPD dan BPR yang disimpan dalam bentuk giro di rekening BPD Bali. Saat ini, ada sekitar 28 anggota Apex BPR dengan dana dari BPR senilai Rp2,8 miliar dan BPD senilai Rp2,8 miliar juga, sehingga totalnya mencapai Rp5,6 miliar di giro BPD Bali.

Nantinya, besaran bantuan likuiditas yang dapat diberikan tergantung dari penilaian komite Apex BPR.

Soal nama-nama BPR yang mengajukan bantuan likuiditas, Sumanaya belum bisa membagikan lebih lanjut.

"Pemberian bantuan dana tergantung keputusan komite dari score kinerja BPR bersangkutan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini