Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan berupaya menjaga rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) lewat berbagai strategi efisiensi biaya untuk menjaga agar kinerja laba tidak ambyar akibat adanya pandemi Covid-19.
Langkah efisiensi ini dilakukan oleh hampir semua lembaga jasa keuangan, tak terkecuali bank besar seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan perseroan melakukan sejumlah efisiensi untuk menjaga rasio BOPO yang dihadapkan pada penurunan pendapatan.
BOPO diupayakan tidak meningkatkan signifikan dengan melakukan sejumlah efisiensi seperti penurunan suku bunga, terutama deposito yang dilakukan sejak awal April 2020.
Bahkan, Bank Mandiri juga menunda investasi digital maupun nondigital yang tidak terlalu mendesak pelaksanaannya ke tahun depan untuk mengurangi pengeluaran biaya belanja operasional (operational expenses/opex) maupun belanja modal (capital expenses/capex).
"Agar rasio BOPO tidak meningkat signifikan, makanya kami melakukan efisensi agar Opex menurun," katanya kepada Bisnis, Selasa (5/5/2020).
Hanya saja, sejauh mana dampaknya pada BOPO Bank Mandiri, dia mengaku belum ada perhitungan yang pasti. Pasalnya, hingga saat ini laporan keuangan April maupun kuartalan belum dikeluarkan oleh perseroan. Adapun hingga akhir 2019, rasio BOPO Bank Mandiri tercatat sebesar 67,44 persen.
Adapun merujuk pada data Statistik Perbankan Indonesia oleh Otoritas Jasa Keuangan, pada Januari 2020, rasio BOPO bank umum konvensional tercatat sebesar 83,49% atau turun tipis dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu yang sebesar 87,79%.
Penurunan BOPO berlanjut pada Februari 2020 menjadi 81,97%. Nilai tersebut jauh lebih rendah dibandingkan capaian Februari 2019 yang sebesar 83,93%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel