Viral Video Jenazah ABK Indonesia Dibuang ke Laut

Bisnis.com,07 Mei 2020, 06:47 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Berita jenazah anak buah kapal (ABK) Indonesia yang dibuang ke laut oleh pemilik kapal China ditayangkan jaringan televisi Munhwa Broadcasting Corporation (MBC).

Bisnis.com, JAKRTA - Berita jenazah anak buah kapal (ABK) Indonesia yang dibuang ke laut oleh  pemilik kapal China menjadi viral setelah tayangkan oleh jaringan televisi Munhwa Broadcasting Corporation (MBC) itu beredar luas.

Tayangan itu menjadi viral setelah pemilik akun YouTube, Korea Reomit bernama Jang Hansol menyebarkannya melalui akun tersebut.

Tayangan itu juga diulas sang pemilik akun yang cukup menguasai Bahasa Indonesia.

“Video yang akan kita lihat habis ini adalah kenyataan pelanggaran HAM orang Indonesia yang bekerja di kapal China," ujar Jang Hansol menirukan penyiar tersebut seperti dikutip, Kamis (7/5/2020).

Dalam video itu, disebutkan MBC mendapatkan rekaman itu setelah kapal tersebut bersandar di Pelabuhan Busan.

Berdasarkan terjemahan yang disampaikan oleh Hansol, orang-orang Indonesia itu meminta bantuan kepada pemerintah Korea Selatan dan media setempat. Pada awalnya, pihak televisi tidak bersedia membantunya.

Tayangan itu menjadi trending topik di Twitter sejak kemarin malam.

Hansol menjelaskan bahwa berita yang disiarkan MBC itu juga sedang viral di Korea Selatan. Pasalnya, ABK Indonesia yang bekerja di atas kapal nelayan China diperlakukan tidak manusiawi hingga meninggal.

Tayangan itu menggambarkan detik-detik proses pembuangan jenazah ABK Indonesia ke laut.

“Mereka itu bawakan air mineral ke kapal, tapi yang minum orang China sedangkan orang Indonesia disuruh minum air laut yang difiltrasi. Sehari kerja 30 jam berdiri diselingi waktu 6 jam dihitung sebagai waktu istirahat,” tutur Hansol menerjemahkan berita MBC.

“Jika jatuh sakit dan meninggal, lempar ke laut,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini