Tren Kenaikan Tunjangan Pengangguran di Amerika Serikat Berlanjut

Bisnis.com,08 Mei 2020, 19:12 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Warga berjalan di sekitar Times Square saat beberapa layar bercahaya biru sebagai bagian dari inisiatif Light It Blue untuk menghormati tenaga kesehatan, saat penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di New York, Amerika Serikat, Kamis (23/4/2020)./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah warga Amerika Serikat (AS) yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat lagi. Kondisi itu terjadi ketika negara itu berusaha mencari jalan keluar dari kebijakan pembatasan wilayah atau lockdown yang sebelumnya diambil untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.

Sebanyak 3,2 juta orang mengajukan tunjangan pekan ini, membuat jumlah total pengangguran di AS mencapai 33,3 juta orang - atau sekitar 20 persen dari seluruh tenaga kerja AS.

Kalangan pekerja kerah biru sekarang mengalami pemutusan hubungan kerja, setelah gelombang sebelumnya dialami sektor retail dan restoran.

Jumlah pengajuan tunjangan pengangguran yang dilaporkan setiap minggu oleh Departemen Tenaga Kerja telah mereda sejak mencapai puncaknya Maret silam, dengan jumlah 6,9 juta orang.

Kendati begitu, jumlahnya tetap sangat tinggi dan jumlah orang yang mengajukan tunjangan terus meningkat, meskipun ada langkah-langkah baru untuk mulai membuka kembali di beberapa bagian negara.

"Kenaikan signifikan dalam tunjangan berkelanjutan ... sedikit mengecewakan karena menunjukkan sedikit orang yang dipanggil kembali untuk bekerja," kata Paul Ashworth, kepala ekonom AS di Capital Economics, seperti dilansir BBC, Jumat (8/5/2020).

Perusahaan-perusahaan seperti Uber, Lyft, Airbnb adalah beberapa perusahaan yang telah mengumumkan PHK dalam beberapa pekan terakhir, seiring dengan penutupan yang menyebabkan penundaan beberapa perjalanan.

Dampaknya pun mulai dirasakan di seluruh penjuru negeri, yang kemudian berpengaruh pada aktivitas medis, restoran dan pekerja bidang administrasi.

Para ekonom mengatakan tingkat pengangguran di AS pada bulan April dapat mencapai setidaknya 15 persen atau malah lebih tinggi.

Hanya dua bulan sebelumnya, angka pengangguran berada pada level 3,5 persen, level terendah selama 50 tahun.

Sejak virus corona mulai berkembang di AS, negara ini telah mengalami angka pertumbuhan ekonomi terburuk dalam satu dekade, laporan penjualan ritel terburuk yang pernah tercatat dan penurunan aktivitas bisnis yang tidak terlihat sejak krisis keuangan 2008.

Hak atas fotoEPAImage captionSeorang polisi mengedarkan formulir tunjangan pengangguran di sebuah tempat parkir mobil di Florida

Sementara itu, klaim pengangguran yang meningkat selama berminggu-minggu jauh melampaui rekor sebelumnya yaitu 700.000.

Pantri makanan mengalami lonjakan permintaan, dan pemilik rumah dan penyewa menunda pembayaran bulanan.

National Multifamily Housing Council - sebuah kelompok industri untuk pemilik apartemen - melaporkan bulan lalu bahwa hampir sepertiga penyewa tidak melakukan pembayaran penuh mereka pada bulan pertama.

"Jika tidak ada lagi perubahan dan pengusiran berlanjut seperti biasa, krisis kesehatan masyarakat ini akan berubah menjadi krisis tunawisma," kata Matthew Desmond, seorang profesor sosiologi di Universitas Princeton yang menjalankan proyek Eviction Lab.

Di tengah penyebaran virus corona, Trump mengumumkan rencana pembukaan kembali AS secara bertahap. AS juga hendak berutang US$3 triliun untuk mendanai paket stimulus selama pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini