Ekonomi Sumsel Kuartal II akan Semakin Tertekan Pandemi Covid-19

Bisnis.com,08 Mei 2020, 13:25 WIB
Penulis: Dinda Wulandari
Pelabuhan Boom Baru Palembang yang dikelola oleh PT Pelindo II (Persero) atau IPC Cabang Palembang. Bisnis/Dinda Wulandari

Bisnis.com, PALEMBANG - Dampak pandemi Covid-19 atau Corona diperkirakan menekan pertumbuhan ekonomi Sumatra Selatan lebih dalam selama  kuartal II atau periode April-Juni 2020.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Hari Widodo mengatakan perekonomian Sumsel akan terasa tertekan akibat wabah virus Corona mulai periode kuartal II dengan prediksi sebesar 3 persen dan cenderung ke bawah.

“Penurunan lebih dalam ini karena pengaruh Covid mulai efektif sejak Maret, penerapan social distancing tentu telah membuat aktivitas perekonomian juga terbatas pada periode ini,” katanya, Jumat (8/5/2020).

Hari menjelaskan perlambatan ekonomi provinsi itu akan berlanjut pada kuartal III/2020 kemudian diprediksi akan terjadi pemulihan pada kuartal IV.

Dengan proyeksi tersebut, kata dia, bank sentral menghitung pertumbuhan ekonomi Sumsel berkisar 3,4 - 3,8 persen pada tahun 2020.

Dia menjelaskan puncak perlambatan ekonomi Sumsel dipengaruhi sejumlah faktor, mulai dari penurunan konsumsi rumah tangga, investasi hingga ekspor.

Dari ketiga komponen tersebut, kata dia, konsumsi rumah tangga yang berperan telak menekan perekonomian Sumsel akibat pandemi Corona. Dengan kontribusi sekitar 60 persen terhadap PDRB Sumsel, jika terjadi perlambatan di sektor itu maka akan berpengaruh signifikan terhadap penurunan perekonomian Sumsel.

“Sehingga bagaimana kita bertahan ya harus mempertahankan konsumsi rumah tangga, paling tidak survive kalau tidak bisa tumbuh positif,” katanya.

Dia menjelaskan penurunan konsumsi rumah tangga saat pandemi Covid-19 tak lain dipengaruhi oleh penerapan social dan physical distancing untuk mencegah penyebaran virus tersebut.

Bahkan, meskipun pada kuartal II terdapat momen Ramadhan dan Idulfitri yang biasanya mengerek permintaan  di masyarakat, namun pada situasi saat ini berbeda.

“Memang akan tetap ada permintaan namun tidak setinggi biasanya karena dampak kebijakan pemerintah melarang mudik. Orang belanja kan ketika [menyambut] sanak-keluarga,” paparnya.

Perlambatan ekonomi kemudian semakin telak karena komponen investasi akan turun, apalagi kata Hari, kinerja ekspor komoditas ditengarai mulai melemah pada kuartal II - kuartal III tahun ini.

Perekonomian Sumsel, dia melanjutkan, juga bergantung pada ekspor komoditas alam, seperti karet, sawit dan batubara. Ketika negara tujuan masih terdampak Covid-19 dan menerapkan lockdown  maka tentu akan berpengaruh terhadap ekspor dari Bumi Sriwijaya.

Komponen lain yang bakal memperdalam penurunan ekonomi Sumsel adalah investasi. Pada kuartal I/2020, bank sentral mencatat investasi di Sumsel hanya Rp5,5 triliun baik dari asing maupun dalam negeri. Di mana penanaman modal asing (PMA) berasal dari Singapura.

“Kita lihat pada kuartal II dan III dampak Covid-19 akan menurunkan investasi di Sumsel,” katanya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel melansir pertumbuhan ekonomi Sumsel kuartal I/2020 tumbuh 4,98 persen. Angka tersebut masih lebih baik dibanding nasional dan tertinggi dibanding provinsi lain di Sumatra.

"Memang pada kuartal I tidak langsung terjun bebas karena masih meng-cover perekonomian pada Januari dan Februari, makanya di kuartal II bakal terlihat jelas penurunan akibat pandemi Covid-19," kata Hari. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini