Pandemi Virus Corona Bikin Ekonomi Sumut Makin Engap pada Kuartal II/2020

Bisnis.com,08 Mei 2020, 20:39 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Ilustrasi Kota Medan

Bisnis.com, MEDAN— Ekonomi Sumatra Utara pada kuartal II/2020 diproyeksi akan mengalami penurunan lebih dalam karena dampak pandemi virus corona.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto Widayat mengatakan tidak ada indikator yang menggembirakan pada periode tersebut. Semua indikator, baik perkiraan kegiatan usaha ke depan, harga komoditas di pasar internasional, indeks keyakinan konsumen, tingkat penghasilan, dan konsumsi barang tahan lama, menunjukkan tren penurunan.

Dari situ, Bank Indonesia Sumatra Utara memperkirakan akan terjadi penurunan lebih dalam pada kuartal II/2020 sebagai akibat dari dampak virus corona. Dalam skenario berat, pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara hanya berada di angka 1,5 persen hingga 1,9 persen pada kuartal II/2020. Pemulihan akan terjadi pada kuartal berikutnya dengan asumsi penyebaran virus corona mulai teratasi pada pertengahan tahun.

Ekonomi Sumut diproyeksi tumbuh di angka 2 persen hingga 2,5 persen pada kuartal III/2020, selanjutnya tumbuh tinggi pada kuartal IV/2020. "Bahkan bisa menjadi kontraksi di negatif,” katanya dalam telekonferensi pada Jumat (8/5/2020).

Guna mengurangi dampak virus corona terhadap perekonomian Sumut, dia menyarankan agar Pemerintah Provinsi Sumut mengambil langkah strategis. Menurutnya, pemerintah provinsi perlu mendorong daya beli masyarakat dalam jangka pendek.

Upaya yang dapat dilakukan yaitu menghidupkan sektor padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja.

"Sektor padat karya harus dihidupkan seperti produksi APD (alat pelindung diri) karena melihat Covid-19 masih ada. Juga bagaimana agar UMKM tetap dapat melakukan penjualan," katanya.

Pada kuartal I/2020, ekonomi Sumatra Utara tumbuh 4,65 persen. Pertumbuhan itu melambat dibandingkan dengan kuartal I/2019 yaitu 5,31 persen. Meski begitu, pertumbuhan ekonomi Sumut jauh di atas angka nasional yakni 2,97 persen dan Pulau Sumatra 3,25 persen.

Pertumbuhan ekonomi ditopang oleh akselerasi konsumsi rumah tangga didorong oleh meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Duwi Setiya Ariyanti
Terkini