Apa Kaitannya Menhub dengan Penurunan Lalu Lintas di Jalan Tol?

Bisnis.com,10 Mei 2020, 19:19 WIB
Penulis: Agne Yasa
Foto aerial kendaraan melintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengatur Jalan Tol mencatat penurunan lalu lintas jalan tol terjadi secara signifikan setelah adanya peningkatan kasus Covid-19 terutama ketika Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dinyatakan positif terinfeksi.

Menurut Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, jika melihat data lalu lintas di jalan tol terutama yang ke arah luar kota mulai dari jalan tol dalam kota, tol Cikampek arah Bandung, dan tol Cikupa arah Pelabuhan Merak, semuanya mengalami penurunan.

"Hampir semua yang ke arah ke luar kota, kecenderungannya sama, mengalami penurunan yang signifikan setelah diumumkan banyak korban jiwa. Termasuk [kasus positif Covid-19] Menhub, jadi trigger utama orang memiliki kesadaran besar, terjadi represi alamiah terhadap lalu lintas yang melakukan perjalanan," jelasnya dalam diskusi daring INSTRAN pada Minggu (10/5/2020).

Danang merunut hal tersebut terjadi sebelum adanya aturan-aturan yang diterbitkan seperti Perppu No. 1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19), pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta, dan larangan mudik.

Dia menambahkan bahwa penurunan tidak akan terlalu banyak lagi setelah penerbitan aturan tersebut. Penurunan terbesar terjadi karena adanya kampanye yang keras untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Sebelum itu terjadi penurunan dalam atas kampanye keras. Sebenarnya masyarakat kita kalau strategi campaign bagus bisa memahami dan mengikuti," jelasnya.

Lebih lanjut, katanya, pergerakan kendaraan barang dinilai masih menjaga sektor transportasi dari keterpurukan akibat kondisi pandemi Covid-19.

Danang yang juga Guru Besar Transportasi Universitas Gadjah Mada mengatakan bahwa ekonomi Indonesia pada triwulan I/2020 tumbuh hanya 2,97 persen atau turun signifikan dan permintaan jasa tranportasi mengalami tekanan akibat kebijakan bekerja dari rumah (work from home), jaga jarak, pembatasan perjalanan, dan pelarangan mudik.

"Ini terlihat sekali, transportasi tumbuh hanya 1,27 persen, itu terdongkrak karena tetap mengizinkan kendaraan barang untuk melakukan perjalanan. Hampir semua pergerakan angkutan penumpang itu terhenti, sektor jasa penumpang terhenti," jelas Danang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini