Soal Industri Home Decor, Indonesia Perlu Belajar dari Para Successor

Bisnis.com,11 Mei 2020, 19:21 WIB
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Karya Iwan Sastrawiguna, ISID Inc./iwansastrawiguna.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Kesuksesan industri home décor memerlukan banyak langkah, salah satunya adalah dengan mau belajar mengadaptasi dan berinovasi.

CEO Kriya Nusantara, Abdul Sobur menyatakan kesuksesan IKEA perlu menjadi contoh perusahaan furniture dan desain interior di Indonesia. Dia memerinci, kesuksesan IKEA karena menjalankan efisiensi tanpa henti.

Caranya, dengan mengurangi biaya produksi, biaya operasional, melalui sejumlah cara yang radikal tanpa mengurangi kualitas barang, serta kualitas pelayanan bagi pelanggannya.

“Begitu pula dalam mempertahankan brand, industri furniture bisa belajar dari Louis Vuitton,” paparnya kepada Bisnis melalui pesan singkat, akhir pekan lalu.

Perusahaan fashion ternama yang beroperasi selama lebih dari 155 tahun ini, mempertahankan kualitas sebagai komitmen yang tidak bisa dikompromikan. Alhasil standar produk yang tinggi membuat pesaing Louis Vuitton tidak bisa mencontoh produk mereka. Langkah ini menurut Abdul perlu diadopsi pelaku usaha furniture dan home décor di Indonesia.

Kriya Nusantara perusahaan miliknya sendiri berdiri sejak 1995, sebagai produsen kaligrafi sampai 1999. Akibat krisis moneter 1997-1998, pendiri perusahaan mengubah haluan menjadi perusahaan berorientasi ekspor produk non kaligrafi. Alhasil, dalam kurun waktu 10 tahun dari 2000-2010 Abdul mengakui produk Kriya Nusantara makin diminati konsumen negara kaya di Timur Tengah.

“Kami pun merancang produk yang di konsumsi kalangan atas, seperti perfume equipment, home decorations, lamp and lighting, sampai desain interior masjid,” tutur Abdul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini