Stok Properti Seken di Jatim Melimpah, Harga Anjlok 50 Persen

Bisnis.com,11 Mei 2020, 16:52 WIB
Penulis: Peni Widarti
Ilustrasi./Antara-Nova Wahyudi

Bisnis.com, SURABAYA – Bisnis properti terutama segmen rumah seken/secondary di Jawa Timur tengah kelebihan stok sehingga harga jualnya menjadi anjlok 50 persen karena dampak pandemi Covid-19.

Tritan Saputra, Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Telekomunikasi dan Teknologi Informatika, sekaligus Principal RayWhite Bukit Darmo Golf Surabaya mengakui di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini banyak masyarakat memilih menarik ikat pinggang lebih kencang alias berhati-hati dalam menggunakan uangnya.

“Kinerja industri properti saat ini tengah mengalami kelesuan akibat merebaknya Covid-19. Hal ini karena ada perubahan mindset market, bahwa mereka hanya akan membeli apa yang dibutuhkan, bukan apa yang diinginkan,” jelasnya, Senin (11/5/2020).

Dia menjelaskan akibat perubahan mindset tersebut akhirnya membuat pasar lebih memilih untuk menunda pembelian properti lantaran properti dianggap sebagai kebutuhan tersier.

“Sebenarnya market masih ada, tetapi tidak mudah mendapatkannya karena perubahan mindset. Maka marketing yang pintar harus bisa mengubah mindset konsumen terhadap produk properti yang dijual, yakni dari ingin menjadi rasa butuh,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini pengusaha properti perlu melakukan upaya strategis untuk menggaet pasar di tengah pandemi ini, misalnya dengan iming-iming kemudahan pembayaran DP atau membuat harga di bawah pasar melalui berbagai media promosi termasuk sosial media.

Direktur Utama PT Tata Kreasi Indonesia, H.M. Supriyadi menambahkan kondisi industri properti ini juga diperkirakan bisa bangkit lagi tetapi lebih lambat dibandingkan sektor-sektor usaha lainnya.

Bisnis properti baru akan bangun dan kembali bergairah pada pertengahan tahun depan. Sebab pasca krisis, masyarakat akan lebih mengutamakan membayar utang atau cicilan tagihan dibanding membeli rumah baru.

"Kalau grafik Covid-19 sudah mulai turun di Juni ini, maka aktivitas akan kembali normal di awal tahun depan. Dengan skema tersebut, maka di Maret 2021, masyarakat baru bisa bayar utang dan pada Juni 2021 mereka baru bisa beli properti atau otomotif," ujarnya.-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini