KABAR PASAR: Bersiasat Amankan Margin, Sinkronisasi Data Lamban

Bisnis.com,11 Mei 2020, 07:31 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Pengunjung melintasi layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai strategi operasional emiten di sektor riil untuk mempertahankan kinerja di tengah pandemi Covid-19, salah satunya, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Senin (11/5/2020).

Berikut beberapa perincian topik utamanya:

 

Bersiasat Amankan Margin: Bisnis, JAKARTA — Sejumlah emiten sektor riil mampu mencetak margin laba bersih dua digit pada kuartal I/2020. Strategi operasional yang tepat dan optimalisasi peluang usaha disiapkan oleh emiten untuk mempertahankan kinerja pada kuartal berikutnya di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Berdasarkan laporan keuangan yang diolah Bisnis, dari 73 emiten sektor riil yang telah merilis laporan keuangan kuartal I/2020, sebanyak 19 di antaranya mampu mencetak margin laba bersih dua digit.

Sinkronisasi Data Lamban: Kelambanan sinkronisasi data antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta Bank Himbara sebagai penyalur bansos menjadi penyebab rendahnya keandalan data terpadu kesejahteraan sosial.

Kerja Sama ASEAN: Mengharap Dana Patungan. Yang jauh mendekat, yang dekat merapat. Masa pandemi virus corona telah membawa dunia kepada hubungan kerja sama dan diplomatik yang semakin erat, tak terkecuali bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Proyeksi IMF: Ekonomi Bisa Lebih Buruk. Dana Moneter Internasional menyatakan proyeksi ekonomi global memburuk dari perkiraan terakhir tiga pekan lalu. Dunia hendaknya mengantisipasi lebih banyak gelombang turbulensi di pasar keuangan.

Emisi Obligasi Multifinance Merosot. Realisasi penerbitan surat utang atau obligasi yang merupakan salah satu sumber pendanaan multifi nance merosot tajam pada kuartal I/2020.

Data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) sepanjang kuartal I/2020 menunjukkan bahwa jumlah yang diterbitkan oleh perusahaan pembiayaan hanya mencapai Rp400 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini