Penjualan Properti di Bali Terpuruk, Anjlok hingga 90 Persen

Bisnis.com,12 Mei 2020, 19:18 WIB
Penulis: Ilham Budhiman
Properti mewah di Ubud, Bali./Antara-Dewa Wiguna

Bisnis.com, JAKARTA — DPD Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia Bali menyatakan bahwa penjualan properti di wilayah itu anjlok signifikan hingga 90 persen.

Ketua DPD Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Bali Pande Agus mengatakan bahwa dampak virus corona jenis baru (Covid-19) telah memberi efek luar biasa terhadap permintaan properti di Pulau Dewata.

"Bali hampir 78 persen bergantung dengan pariwisatanya, jika pariwisata lesu, akan berdampak juga pada bidang usaha lainnya termasuk juga properti," katanya kepada Bisnis, Selasa (12/5/2020). 

Menurut Pande, subsektor yang paling terkena imbas dari sentimen corona ini adalah perhotelan dan kondominium hotel (kondotel). Okupansi hotel bisa mencapai titik terendah alias nol persen ditambah banyaknya hotel yang tutup.

"[Okupansi] hotel saja saat ini anjloknya melebihi saat Bom Bali 1 dan 2. Bom Bali 1 okupansi drop sampai ke 20 persen, dan Bom Bali 2 agak panjang pemulihan sampai 1 tahun, kalau Covid ini lebih parah sampai nol persen," katanya.

Sebelumnya, CEO Indonesia Property Watch Advisory Group Ali Tranghanda mengatakan bahwa penurunan penjualan properti memang telah terjadi di beberapa daerah di luar Pulau Jawa.

Penurunan paling terasa khususnya di sejumlah proyek di Palembang, Jambi, Pekanbaru, dan Medan. Dari sampel data, kata Ali, rata-rata penurunan di wilayah itu kurang lebih mencapai 36 persen.

Ali mengatakan bahwa pengaruh Covid-19 ini hampir merata dirasakan semua segmen harga hunian di daerah, bahkan segmen harga di bawah Rp300 juta juga terimbas dengan persentase sebesar 39 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini