Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung Butuh Lahan 1.128 Hektare

Bisnis.com,12 Mei 2020, 13:10 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Suasana peresmian pembukaan rute peti kemas internasional komersial di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) oleh PT Prima Multi Terminal. Dok. Istimewa


Bisnis.com, MEDAN - Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung masuk tahap persiapan pengadaan lahan yang diperkirakan selesai pada 2023 mendatang.

Dalam Pengumuman Nomor: 590/2881 tentang penetapan lokasi rencana pengadaan tanah untuk pembangunan pelabuhan hub internasional dan fasilitas penunjang pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatra Utara, disebutkan lokasi rencana pengadaan tanah berada di Desa Kuala Tanjung dan Desa Kuala Indah Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara.

Pengumuman tersebut ditandatangani oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Batu Bara selaku Ketua Tim Persiapan, Sakti Alam Siregar pada tanggal 8 Mei 2020. Sakti dikutip dari pengumuman tersebut pada Selasa (12/5/2020), menjelaskan berdasarkan dokumen perencanaan pengadaan tanah, luas tanah yang dibutuhkan sekitar 1.128 hektare.

Pengadaan tanah untuk pembangunan pelabuhan hub internasional dan fasilitas penunjang pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batu Bara, Sumatra Utara, diselenggarakan melalui 4 tahap. Yaitu perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penyerahan hasil.

Pelaksanaan pengadaan tanah diperkirakan pada 2020 hingga 2023 yang akan dilakukan secara bertahap. Selanjutnya, pelaksanaan pembangunan diperkirakan pada 2022 hingga 2025.

Rencana pengembangan pelabuhan hub internasional dan fasilitas penunjang pelabuhan Kuala Tanjung merupakan amanat dari Peraturan Presiden RI Nomor 81 Tahun 2018 tentang percepatan pembangunan dan pengoperasian pelabuhan dan kawasan industri Kuala Tanjung di Sumatra Utara. PT Pelindo I (Persero) ditugaskan untuk membangun, mengoperasikan, dan mengelola pelabuhan hub internasional dan fasilitas penunjang pelabuhan Kuala Tanjung.

Pelabuhan hub internasional dan fasilitas penunjang pelabuhan Kuala Tanjung bertujuan untuk menurunkan biaya logistik, meningkatkan perekonomian di wilayah barat Indonesia, khususnya Sumatra Utara, serta membuka peluang hingga 90.000 lapangan pekerjaan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini