Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan kinerja yang stabil hingga akhir kuartal I/2020 meski dibarengi dengan strategi penyelamatan usaha mikro, kecil dan kenengah (UMKM).
Direktur Utama Bank BRI Sunarso menyebutkan kredit BRI mampu tumbuh diatas rata rata industri hingga akhir kuartal I/2020. Secara konsolidasian Bank BRI telah menyalurkan kredit senilai Rp 930,73 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang senilai Rp 845,72 triliun.
"Ini lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit industri sebesar 7,95 persen pada bulan Maret 2020,” katanya dalam siaran pers BRI, Kamis (14/5/2020).
Komposisi kredit UMKM BRI dibanding total kredit BRI pun merangkak naik dari 77,37 persen pada kuartal I/2019 menjadi 78,31 persen pada kuartal I/2020. Ini merupakan salah satu bentuk upaya perseroan sebagai langkah countercyclical terhadap UMKM agar roda perekonomian terus berputar.
Dia mengklaim BRI akan mampu tetap tumbuh melalui selective growth dan prudent dalam menyalurkan fasilitas pinjaman. Hal ini tercermin dari pengelolaan rasio kredit bermasalah BRI, dimana pada akhir Maret 2020 NPL BRI tercatat 3 persen, jauh di bawah batas maksimal NPL yang ditetapkan regulator sebesar 5 persen.
Pada sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga akhir kuartal I 2020 DPK BRI tercatat Rp 1.029,00 triliun atau naik sebesar 9,93 persen yoy. Angka ini juga masih di atas pertumbuhan DPK industri perbankan nasional pada bulan Maret 2020 sebesar 9,54 persen.
Dana murah (CASA) juga masih mendominasi portofolio simpanan BRI, mencapai 55,90 persen dari total DPK atau senilai Rp 575,18 Triliun.
“Di tengah kondisi yang sedemikian menantang, dengan fokus pada kesehatan aset produktif, secara konsolidasian BRI mampu mencetak laba Rp8,17 triliun dengan aset mencapai Rp 1.358,98 triliun hingga akhir kuartal I 2020,” jelas Sunarso.
Sementara itu, dari sisi permodalan, BRI mencatat rasio CAR 18,56 persen pada akhir kuartal I/2020, yang mencerminkan modal BRI cukup kuat untuk melakukan ekspansi dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
Di samping itu likuiditas BRI masih sangat ideal dan BRI mempunyai ruang yang cukup untuk tumbuh secara sehat, di mana rasio LDR BRI di kuartal I/2020 tercatat sebesar 90,45 persen,” tutur Sunarso.
Faktor lain yang menjadi penyokong kinerja BRI adalah peningkatan pendapatan berbasis komisi yang dikerek oleh peningkatan transaksi digital dampak dari PSBB dan imbauan physical distancing. Pendapatan berbasis komisi BRI di akhir Maret 2020 tercatat sebesar Rp4,17 triliun atau tumbuh 32,91 persen year on year.
Selain terus menyalurkan pinjaman kepada UMKM, perseroan mengambil upaya strategis dalam kaitannya penyelamatan dan perlindungan UMKM terdampak Covid-19. Upaya upaya tersebut di antaranya dengan melakukan restrukturisasi kredit UMKM.
Hingga akhir April 2020 perseroan tercatat telah memberikan relaksasi berupa restrukturisasi pinjaman kepada lebih dari 1,4 juta UMKM yang terdampak Covid-19 dengan total pinjaman mencapai Rp101 Triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel