BPPT Rancang Laboratorium Bergerak Bio Safety Level 2

Bisnis.com,15 Mei 2020, 20:43 WIB
Penulis: Newswire
Ilustrasi-Petugas mengambil sampel lendir saat Tes PCR di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang, Rabu (22/4/2020). Foto: Istimewa

Bisnis.com, PADANG - Pemerintah terus melakukan berbagai cara untuk percepatan penanganan Covid-19.

Kementerian Riset dan Teknologi melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tengah merancang laboratorium bergerak bio safety level 2. Laboratorium kategori BSL 2 tersebut disiapkan untuk menguji spesimen sampel swab terkait dengan virus Corona jenis baru penyebab Covid-19.

"Mobile lab BSL 2 dirancang untuk optimalisasi tes PCR, terutama di daerah yang belum memiliki laboratorium permanen," kata Menteri Riset Teknologi Bambang P.S. Brodjonegoro di Padang, Jumat (15/5/2020).

Bambang menyampaikan hal itu saat tampil sebagai pembicara pada webinar dengan tema "Riset, Inovasi, dan Aplikasi" untuk menanggulangi pandemi dan dampak Covid-19 yang digelar Universitas Andalas (Unand) Padang.

Menurut Bambang keberadaan laboratorium bergerak bisa mempercepat pengetesan karena dapat memeriksa 260 sampel per hari.

"Misalnya di Sumatra Barat di daerah yang jauh dari Padang, seperti Dharmasraya namun membutuhkan tes agar lebih cepat tinggal membawa lab mobile ini ke sana," kata dia.

Bambang mengatakan sejak awal April laboratorium bergerak tersebut sedang dalam tahap desain dan pada 28 April sampai 15 Mei memasuki proses manufaktur.

"Pada 15-17 Mei 2020 akan dilakukan tes untuk memastikan semua sistem berjalan baik," kata dia.

Pada 20 Mei lab bergerak tersebut direncanakan siap beroperasi dengan spesifikasi kontainer setinggi 20 kaki.

Bambang menambahkan laboratorium bergerak merupakan salah satu program yang dibuat untuk penyaringan dan diagnosis Covid-19.

Saat kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan, pihaknya segera membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi untuk mempercepat penanganan pandemi itu.

Konsorsium beranggotakan lembaga pemerintah nonkementerian, BUMN, Kementerian Kesehatan, BPOM, Dikti, RS, diaspora, dan perguruan tinggi.

Untuk program pencegahan, saat ini konsorsium fokus pada penelitian terkait dengan tanaman obat, suplemen, dan alat pelindung diri. Sedangkan untuk penyaringan dan diagnosis dikembangkan tes PCR dan tes cepat, serta laboratorium bergerak.

Untuk alat kesehatan sedang dikembangkan ventilator, perangkat lunak data movement, peta geospasial, dan robot pemberian obat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini