Survei BI: Jelang Lebaran, Penurunan Harga Telur Sumbang Deflasi

Bisnis.com,15 Mei 2020, 13:53 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Peternak memanen telur ayam di peternakan kawasan Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/2/2020). Pemerintah resmi menaikkan harga acuan daging dan telur ayam ras untuk mengimbangi penyesuaian tingkat harga di pasar yakni harga telur ayam di tingkat peternak dinaikkan dari Rp18 ribu-Rp20 ribu per kg menjadi Rp19 ribu-Rp21 ribu per kg sedangkan daging ayam ras dinaikkan dari Rp18 ribu-Rp19 ribu per kg menjadi Rp19 ribu-Rp20 ribu per kg. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Konsumen (IHK) pada minggu kedua Mei 2020 menunjukkan posisi deflasi -0,04 persen (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengatakan posisi deflasi ini membuat inflasi secara tahun kalender sebesar 0,80 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,08 persen (yoy).

"Penyumbang utama deflasi pada periode laporan antara lain komoditas telur ayam ras, bawang putih, cabai merah dan cabai rawit," ungkapnya dalam siaran pers, Jumat (15/5/2020).

Telur mengalami deflasi sebesar -0,09 persen, disusul oleh bawang putih -0,05 persen, cabai merah -0,04 persen, cabai rawit -0,03 persen, emas perhiasan -0,02 persen, kangkung dan bayam masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).

Sementara itu, BI mencatat komoditas utama yang menyumbang inflasi yaitu daging ayam ras sebesar 0,05 persen, bawang merah 0,03 persen, angkutan udara 0,03 persen, udang basah, ikan tongkol, jeruk dan air minum kemasan masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Posisi deflasi pada minggu kedua Mei menunjukkan kondisi yang tidak biasa karena terjadi di tengah Ramadan yang biasanya menjadi puncak inflasi dari tahun ke tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini