Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. (PermataBank) akan memberikan fasilitas kredit kepada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (Chandra Asri) senilai US$70 juta.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, dijelaskan bahwa kemitraan ini merupakan bagian dari komitmen PermataBank dan Chandra Asri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui industri dalam negeri di tengah tantangan pandemi Covid-19.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan digunakan oleh Chandra Asri untuk membiayai kebutuhan perusahaan secara umum, pengeluaran modal tahunan maupun reguler (Capex), biaya operasional, dan persyaratan pembiayaan ulang.
Adapun kemitraan antara PermataBank dan Chandra Asri telah terjalin sejak 2018, dan penandatanganan perjanjian baru ini akan menjadi dasar untuk memperkuat hubungan bisnis lebih lanjut.
Direktur Wholesale Banking PermataBank Darwin Wibowo mengatakan pemberian pinjaman berjangka senilai US$70 juta tersebut didasarkan pada kepercayaan perseroan atas bisnis Candra Asri sebagai pemimpin pasar dan produsen petrokimia paling terintegrasi di Indonesia.
Bank Permata optimistis kemitraan tersebut tidak hanya menunjukkan likuiditas perseroan yang kuat di pasar tetapi juga mempertahankan hubungan yang kuat dengan Chandra Asri.
"Penandatanganan ini upacara adalah bentuk dukungan kami untuk Chandra Asri dan industri dalam negeri di tengah-tengah ketidakpastian yang timbul dari pandemi Covid-19," katanya seperti dikutip dalam keterangan resmi yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia, Senin (18/5/2020).
Direktur Keuangan Chandra Asri Petrochemical Andre Khor mengatakan pinjaman keuangan jangka panjang tersebut akan mendukung model bisnis candra Asri sehingga dapat mempertahankan akses modal yang modal dan mempertahankan ketahanan finansial.
“Kami berterima kasih untuk kepercayaan yang diberikan oleh PermataBank. Selama periode yang menantang ini karena pandemi Covid-19, Chandra Asri sebagai salah satu pemain industri utama di Indonesia berkomitmen penuh untuk terus menjadi pilar utama pertumbuhan industri hilir petrokimia," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel