Harga Kebutuhan Pokok Merangkak Naik Menjelang Lebaran

Bisnis.com,19 Mei 2020, 17:41 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Aktivitas jual-beli di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (5/5/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Harga sejumlah kebutuhan pangan pokok terpantau mulai memperlihatkan tren kenaikan jelang Lebaran.

Kenaikan harga yang signifikan terjadi pada komoditas dengan pasokan yang minim seperti bawang merah dan gula pasir.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri menyebutkan harga rata-rata bawang merah di pasar saat ini berkisar di level Rp60.000 per kilogram (kg) atau naik 5,26 persen dibandingkan harga pada tiga hari lalu Rp57.000 per kg.

Adapun berdasarkan pantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata bawang merah berada di angka Rp55.150 per kg per 19 Mei, naik Rp850 dibandingkan harga sehari sebelumnya.

Harga gula pasir pun disebut Mansuri tak banyak beranjak dibandingkan kondisi pada pekan-pekan sebelumnya. Saat ini harga gula pasir, disebutnya berkisar di angka Rp17.000–Rp18.000 per kg.

"Harga gula pasir di pasar tradisional relatif tidak berubah, masih sekitar Rp17.000 per kilogram. Jika ada stabilisasi dari Perum Bulog, tapi saya belum pastikan di pasar mana saja," ujar Mansuri saat dihubungi, Selasa (19/5/2020).

Kenaikan harga pun terjadi pada cabai rawit merah yang bergerak dari Rp30.000 per kg pada tiga hari lalu menjadi Rp33.000 per kg. Sementara berdasarkan data PIHPS, harga rata-rata cabai rawit merah secara nasional menyentuh Rp34.100 per kg atau naik 2,56 persen dibandingkan sehari sebelumnya.

Daging ayam ras disebut Mansuri berkisar di Rp36.500 per kg, harga tersebut lebih tinggi dibandingkan harga acuan dalam Permendag Nomor  7 Tahun 2020 yang dipatok Rp35.000 per kg.

Harga daging ayam ras sendiri mulai memperlihatkan kenaikan usai terus berada di bawah harga acuan dalam dua bulan terakhir.

Ketua Umum Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari membenarkan bahwa pasokan bawang merah dari sentra produksi terbatas mengingat masa panen baru akan dimulai pada pertengahan Juni mendatang.

Dia menjelaskan telah terjadi pergeseran masa tanam sejak akhir 2019 lalu dan berimbas pada masa panen awal 2020.

"Februari lalu sempat panen tetapi lahan langsung ditanami padi oleh petani. Saat ini pasokan sangat minim dan harga di kami sekitar Rp38.000 per kilogram, ketika panen raya mungkin hanya Rp20.000 per kilogram," kata Juwari.

Berkaitan dengan gula, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengemukakan bahwa pihaknya telah merealisasikan impor gula kristal putih (GKP) sebanyak 21.800 ton dari total penugasan sebanyak 50.000 ton. Untuk sisa kuota sebesar 28.200, Tri memperkirakan pasokan akan tiba di Tanah Air pada pekan pertama Juni.

Dia menjelaskan pasokan GKP impor ini setidaknya bisa menjaga harga gula jelang Idulfitri. Hal ini setidaknya tercermin dari adanya tambahan pasokan gula sebanyak 8.800 ton untuk menambah stok di DKI Jakarta yang saat ini berjumlah 4.978 ton, tambahan pasokan 3.500 ton ke Jawa Barat untuk stok saat ini yang berjumlah 2.056 ton, dan distribusi 1.000 ton gula ke Papua untuk menambah stok yang saat ini berjumlah 523 ton.

Meski stok saat ini disebutnya bisa menjaga harga jelang Lebaran, Tri tak memungkiri jika guyuran gula dari Perum Bulog belumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan bulanan nasional yang mencapai 250.000 ton. Oleh karena itu, dia pun berharap importasi GKP oleh BUMN lainnya dapat segera terealisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: David Eka Issetiabudi
Terkini