Sektor Pertanian Jadi Alternatif Penopang Ekonomi Bali

Bisnis.com,19 Mei 2020, 18:28 WIB
Penulis: Luh Putu Sugiari
Subak di Bali./kemdikbud

Bisnis.com, DENPASAR — Sektor pertanian di Bali pada triwulan I tumbuh positif sebesar 0,06 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya secara year on year (yoy).

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda mengatakan pertumbuhan ini disebabkan ketersediaan komoditas pertanian diimbangi permintaan yang baik. Terutama pada tanaman padi, sehingga tidak adanya petani padi yang terdampak akibat Covid-19.

“Sebelumnya, Gubenur Bali sudah mengatakan agar tidak bergantung pada sektor pariwisata dan pertanian bisa jadi pilihan lainnya,” tuturnya dalam Webinar Diseminasi hasil survei 2020, Selasa (19/5/2020).

Rizki menyampaikan ide digitalisasi sektor pertanian menjadikan sektor ini tumpuan ekonomi ke depannya. Syaratnya dilibatkan teknologi yang lebih modern, seperti adanya aplikasi pertanian yang dapat menghitung kebutuhan pupuk, jadwal penyiraman tanaman hingga kapan dapat di panen.

“Sudah ada yang menginiasi dengan menjual produk pertanian organik melalui aplikasi, ini bisa dikembangkan,” tambahnya.

Dalam survei persepsi bisnis dan tenaga kerja yang dilakukan oleh KPw BI Bali menunjukkan sektor pertanian minim terdampak kasus Covid-19. Dari seluruh responden, 6 persen tidak terdampak Covid-19 berasal dari sektor pertanian dan industri pengolahan.

Adapun 94 persen responden usaha menunjukkan terdampak. Kondisi ini menyebabkan 28 persen dari responden tersebut memilih untuk menutup usaha sementara, terutama dalam bidang akomodasi dan restoran, transportasi, perdagangan serta jasa lainnya. Sebanyak 66 persen lainnya mengalami penurunan omzet.

Di sisi lain, sektor pertanian dalam artian luas seperti perikanan di Pulau Dewata mengalami penurunan akibat turunnya tangkapan ikan dari nelayan, yang disebabkan oleh turunnya permintaan ekspor.

Penyebaran Covid-19 paling berdampak pada sektor pariwisata. Sedangkan, Bali menjadikan sektor ini sebagai tumpuan ekonominya hingga mencapai 53 persen. Penurunan pariwisata ini berpengaruh pada berbagai usaha pendukung lainnya, seperti usaha makan minum, transportasi, industri dan perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini