Jusuf Kalla Berbicara Beda Kondisi Ekonomi Karena Corona dan Krisis Sebelumnya

Bisnis.com,20 Mei 2020, 03:47 WIB
Penulis: Oktaviano DB Hana
Jusuf Kalla, semasa menjabat Wakil Presiden, berpidato di depan peserta Forum Bisnis Indonesia-China di Beijing, China, Jumat (25/4/2019)./ANTARA-M.Irfan Ilmie

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi virus corona atau Covid-19 niscaya meyebabkan dampak yang signifikan bagi ekonomi baik Indonesia maupun global.

Namun, kondisi krisis yang terjadi saat ini dinilai berbeda dengan resesi ekonomi yang terjadi baik pada 1998 maupun 2008.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Muhammad Jusuf Kalla menjelaskan pandemi ini menyebabkan sebagian besar negara menerapkan kebijakan karantina wilayah atau lockdown. Di Indonesia, kebijakan yang lebih longgar hadir dalam implementasi pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.

Mantan Wakil Presiden ini menilai kondisi itu mengharuskan aktivitas masyarakat, termasuk ekonomi, dibatasi guna menghindari penyebaran wabah tersebut.

“Kantor tutup, pabrik tutup, maka kegiatan dibatasi dan akhirnya pendapatan menurun, daya beli menurun, serta ekonomi menurun. Ini terjadi di mana-mana di dunia ini yakni dari masalah kesehatan menjadi masalah ekonomi,” jelasnya dalam sesi webinar bertajuk 'Segitiga Virus Corona' yang diselenggarakan Universitas Indonesia, Selasa (19/5/2020).

Ekonomi dunia, sambung JK, juga terganggu sebab terkait dengan rantai pasok global. Dia menjelaskan pandemic telah menyebabkan produksi industri China terhenti.

Kondisi itu berdampak pada negara-negara lain, termasuk Indonesia, khususnya pada sector perdagangan. “Itulah terjadi suatu resesi dunia.”

Hal itu berbeda dengan krisis 1998 dan 20018. Pada 1998, kata JK, krisis terutama terjadi di Indonesia, Thailand an Korea Selatan.

Dengan demikian, Indonesia masih bisa mendapatkan bantuan dari sejumlah negara lain, seperti dari Amerika Serikat dan Jepang, serta negara-negara Eropa.

“Maka kita masih dibantu negara lain untuk menyelesaikan. [Butuh waktu] 3 tahun, kita kembali normal,” jelas dia.

Pada 2008, tambah JK, krisis ekonomi terutama terjadi di Amerika Serikat dengan dampak yang cukup merata dan lebih ringan pada negara-negara lain. Kondisi itu, sebutnya, berbeda dengan krisis yang dialami dunia saat ini.

“Saat ini, semua negara kena. Negara yang paling berkuasa pun kena dan tidak ada yang bisa bantu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini