Capital Outflow Besar-Besaran, Neraca Pembayaran Kuartal I/2020 Ambles

Bisnis.com,20 Mei 2020, 12:45 WIB
Penulis: Muhamad Wildan
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Turunnya defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) tidak diimbangi oleh neraca transaksi modal dan finansial yang positif.

Akibatnya, neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I/2020 tercatat mengalami defisit hingga US$8,54 miliar, berbanding terbalik dengan kuartal IV/2019 yang surplus sebesar US$4,27 miliar.

Lebih lanjut, turunnya NPI ini turut menekan posisi cadangan devisa pada Maret 2020 menjadi sebesar US$121 miliar, setara dengan pembiayaan 7 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah.

Pada  kuartal I/2020, neraca transaksi modal dan finansial  justru juga mengalami defisit hingga US$2,93 miliar. Padahal, pada kuartal IV/2019 tahun lalu neraca transaksi modal dan finansial mampu mencatatkan surplus US$12,61 miliar.

Tekanan pada neraca transaksi modal dan finansial muncul terutama karena komponen neraca investasi portfolio mencatatkan angka negatif US$5,8 miliar, berbanding terbalik dibandingkan kuartal IV tahun lalu yang surplus US$7,1 miliar.

Defisit besar pada neraca ini disebabkan oleh masihnya capital outflow pada penghujung kuartal I/2020 akibat kepanikan pasar keuangan global gara-gara pandemi Covid-19.

Menariknya, neraca investasi langsung masih mampu mencatatkan surplus sebesar US$3,53 miliar, lebih baik dibandingkan kuartal IV/2019 yang mencatatkan surplus US$3,16 miliar.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan positifnya neraca investasi langsung menandakan bahwa investor masih optimis terhadap outlook perekonomian Indonesia ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini