Saham Eropa Turun Setelah Tensi Trump VS Tiongkok Meningkat

Bisnis.com,22 Mei 2020, 04:54 WIB
Penulis: Hafiyyan
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Saham Eropa jatuh setelah Presiden AS Donald Trump meningkatkan retorikanya terhadap China. Di sisi lain, data klaim pengangguran Amerika Serikat menambah kekhawatiran tentang dampak pandemi corona.

Dikutip dari Bloomberg, Indeks Stoxx Europe 600 turun 0,8 persen pada penutupan perdagangan Kamis (21/5/2020). Volume perdagangan 17 persen lebih rendah dari rata-rata 30 hari karena pasar Nordik dan Swiss ditutup untuk liburan, sementara negara-negara termasuk Prancis dan Jerman melaksanakan hari libur meski perdagangan dibuka.

Trump mengkritik kepemimpinan China tentang pandemi, sentimen baru yang menambah kekhawatiran investor. Secara terpisah, data menunjukkan 2,4 juta orang di AS mengajukan klaim pengangguran minggu lalu. Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan Kongres sangat mungkin perlu untuk meloloskan lebih banyak undang-undang stimulus untuk ekonomi A.S.

Rebound pada saham Eropa dari level terendah pertengahan Maret telah kehilangan momentum di bulan Mei karena optimisme tentang pembukaan kembali ekonomi. Namun, sentimen positif itu terhambat oleh kekhawatiran tentang gelombang kedua infeksi dan laporan ekonomi dan perusahaan yang suram.

"Setelah reli mengesankan di sesi sebelumnya, investor berhenti untuk bernafas pada hari Kamis," kata Fiona Cincotta, analis pasar di City Index. "Ketegangan yang meningkat antara AS dan Cina serta Cina dan Australia membuat risiko tetap tinggi."

Di antara para penggerak utama Bursa Eropa, saham Deutsche Lufthansa AG naik 2,7 persen setelah mendekati kesepakatan bailout bernilai miliaran euro yang akan membuat negara menjadi pemegang saham terbesarnya.

Adapun, Whitbread Plc anjlok 13 persen setelah mengatakan pihaknya merencanakan rights issue senilai 1 miliar pound ($ 1,2 miliar).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini