Ada Ruang BI Pangkas Suku Bunga Juni 2020, Reksa Dana Fixed Income Layak Dilirik

Bisnis.com,24 Mei 2020, 19:20 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com,JAKARTA— Instrumen reksa dana pendapatan tetap atau fixed income layak dipertimbangkan oleh investor di tengah terbukanya ruang pemangkasan BI 7-Day Reverse Repo Rate pada Juni 2020.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 18 Mei 2020–19 Mei 2020 memutuskan masih mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,25 persen. 

Kendati demikian, Pengamat Pasar Modal Anil Kumar memprediksi BI memiliki kesempatan untuk memotong BI7DRR 50 basis points (bps) pada Juni 2020. Dia mencontohkan langkah serupa yang telah ditempuh oleh Brazil dan Afrika Selatan.

Kedua negara itu, lanjut dia, memiliki masalah yang serupa dengan Indonesia yakni masalah current account deficit (CAD). Sejak Juni 2019 hingga Mei 2020, Brazil telah memangkas suku bunga 3 persen dan Afrika Selatan 3,5 persen.

Bahkan, Brazil dan Afrika Selatan masih melakukan pemotongan suku bunga acuan pada Mei 2020 yakni masing-masing 75 bps dan 50 bps.

Anil menjelaskan bahwa kuartal II/2020, khususnya April dan Mei, merupakan periode yang cukup sulit bagi rupiah. Pasalnya, permintaan dolar Amerika Serikat (AS) naik akibat terdapat impor dalam jumlah cukup besar untuk kebutuhan lebaran dan dividen repatriasi oleh investor asing.

Pada Juni 2020, dia memprediksi permintan dolar AS akan kembali menurun. Dengan data CAD kuartal I/2020 yang mencapai 1,44 persen, kebutuhan dolar AS tahun ini menurutnya akan berkurang.

“Alhasil Juni 2020, mata uang rupiah akan lebih stabil dibandingkan dengan April 2020 dan Mei 2020. Oleh karena itu, BI akan dapat langsung memotong suku bunga referensi sebesar 50 bps ke 4 persen,” paparnya.

Anili menyebut posisi suku bunga referensi itu akan menjadi yang terendah sepanjang sejarah suku bunga di Indonesia. Dengan demikian, kondisi itu akan menjadi kabar baik bagi investor obligasi domestik untuk terus melakukan pembelian obligasi mata uang rupiah.

“Terutama reksa dana pendapatan tetap yang memiliki durasi panjang,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini