Kontrak Tak Diperpanjang, Pemain Argentina Ungkap Kelemahan Milan

Bisnis.com,25 Mei 2020, 07:02 WIB
Penulis: M. Syahran W. Lubis
Geandang AC Milan Lucas Biglia/acmilan.com

Bisnis.com, JAKARTA – Pemain AC Milan Lucas Biglia sedang mempertimbangkan untuk kembali ke Argentina dengan menyebutkan bahwa kondisi klub Serie A Italia itu memiliki kelemahan mengenai “stabilitas dan organisasi”.

Gelandang bertahan tersebut akan menjadi pemain bebas biaya transfer pada musim panas ini dan belum ditawari perpanjangan di San Siro, markas Milan.

"Saya sedang mengevaluasi masa depan dan saya tidak akan mengesampingkan kemungkinan kembali bermain di Argentina," ujarnya pada program radio Argentina Tanto Por Decidir yang dilansir Football Italia pada Minggu (24/5/2020) tengah malam WIB.

Mantan pemain Lazio itu bergabung dengan Milan pada jendela transfer musim panas 2017 dengan mahar kurang dari 20 juta euro, tetapi hanya membuat 63 penampilan resmi untuk klub dengan mencetak dua gol.

“Sejak saya tiba, kepemilikan klub berubah dua kali. Milan akan kembali menjadi Milan ketika ada stabilitas dan organisasi di dalam klub. Mereka akan menjadi salah satu negara adikuasa Eropa sebagaimana mereka dulu, tetapi itu akan memakan waktu,” papar pemain berusia 34 tahun itu.

Biglia memulai karir profesional langsung di tim papan atas Argentina, Argentins Juniors, tiga kali juara Divisi Primer dan sekali juara Copa Libertadores—turnamen antarklub se-Amerika Selatan—pada 1985, pada 2004.

Hanya setahun kemudian dia pindah ke klub yang lebih mentereng yakni Independiente, 16 kali juara Divisi Primer, tujuh kali juara Copa Libertadores, dan dua kali juara Piala Interkontinental (kini Piala Dunia Antar-Klub) pada 1973 dan 1984, menaklukkan Juvenbtus dan Liverpool masing-masing 1 - 0.

Lagi-lagi hanya satu musim, Biglia mulai merantau ke Eropa pada 2006 untuk merumput bersama klub terbanyak juara liga teratas Belgia (34 kali) yakni Anderlecht dan baru 7 tahun kemudian dia ke Italia untuk membela Lazio.

Biglia menjadi bagian dari Timnas Argentina ketika dalam 3 tahun beruntun menjadi runner-up turnamen besar yakni Piala Dunia 2014 di Brasil, di final kalah dari Jerman 0 - 1, serta Copa America 2015 dan 2016, keduanya dikalahkan Cile lewat adu penalti setelah selama 120 menit skor tanpa gol.

Pemain tengah keturunan Italia itu meraih banyak trofi sepanjang karirnya. Bersama Anderlecht juara liga teratas Belgia (Pro League) empat kali, Piala Belgia sekali pada 2008, dan Piala Super Belgia empat kali.

Dia menjadi bagian dari skuad Argentina ketika tampil sebagai juara Piala Dunia U-20 pada 2005 di Belanda, dalam pertandingan final di Utrecht menaklukkan Nigeria 2 - 1 dengan kedua gol dicetak dari titik penalti oleh Lionel Messi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini