Pasar Bergejolak, Ini Strategi Mandiri Manajemen Investasi Jaga Dana Kelolaan

Bisnis.com,25 Mei 2020, 19:52 WIB
Penulis: Dhiany Nadya Utami
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (21/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) masih mempertahankan target dana kelolaannya untuk tahun ini kendati pasar terus bergejolak.

MMI sebelumnya menargetkan dana kelolaannya dapat tumbuh sekitar 10 persen dibandingkan tahun lalu. Adapun per akhir Desember 2019, manajer investasi pelat merah ini tercatat memiliki asset under management sebesar Rp60 triliun.

Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi (MMI) Alvin Pattisahusiwa mengatakan saat ini pihaknya masih memperhatikan perkembangan pasar hingga akhir paruh pertama tahun ini, sembari mengevaluasi portofolio yang ada.

“Kami masih wait and see, kemungkinan bulan depan kita akan lihat apakah ada perubahan target AUM,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, beberapa waktu lalu.

Untuk menjaga dana kelolaan MMI saat ini, Alvin mengandalkan aset kelolaan yang berbasis suku bunga yaitu reksa dana pasar uang dan reksa dana terproteksi. Pasalnya, kedua jenis reksa dana tersebut cenderung tidak terlalu terpengaruh pada perubahan nilai pasar.

“[Sebagai gambaran] pertumbuhan paling besar di bulan April kemaren adalah di reksa dana pasar uang,” imbuhnya.

Dia menuturkan MMI memiliki strategi defensif-agresif dalam mempertahankan kinerja perseroan tahun ini. Menurutnya, kedua strategi tersebut akan digunakan sesuai momentum.

“Pada saat sekarang strategi akan lebih condong ke defensif. Sementara kami juga tetap mempersiapkan aggresive strategy pada waktu situasi Covid-19 ini mulai mereda,” tambah Alvin.

Per akhir April 2020, MMI menempati posisi kedua dalam daftar manajer investasi terbesar dengan dana kelolaan Rp42,052 triliun, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp40,159 triliun. Namun, capaian tersebut menyusut jauh dibandingkan dana kelolaan akhir 2019 lalu yang mencapai Rp60 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini