Afrika Selatan Buka Ekonomi, Bankir Tetap Bekerja dari Rumah

Bisnis.com,25 Mei 2020, 08:02 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Industri perbankan di Afrika Selatan kemungkinan tidak akan mengoperasikan kantor secara normal meskipun tanda-tanda pembukaan ekonomi sebentar lagi dilakukan.

Investec Chief Executive Officer Fani Titi memproyeksi aktivitas perbankan ketika mendatangi ke kantor pusat bank minggu lalu. Eskalator yang biasanya berdengung di gedung berlantai empat di Sandton, Ibu Kota bisnis Afrika Selatan, sangat sunyi senyap.

Saat itu hanya ada 440 karyawan di blok kantor tersebut. Padahal, biasanya kantor dipenuhi karyawan sebanyak 10 kali lipat dari jumlah itu.

Dua bulan setelah mematikan ekonomi untuk menahan penyebaran virus corona, pemerintah Afrika Selatan bersiap untuk melonggarkan pembatasan sosial. Hal ini memungkinkan pekerja untuk kembali ke pekerjaan mereka.

Ketika produsen, penambang, dan industri menyiapkan pabrik dan kantor mereka untuk kembali menerima karyawan, perbankan justru sebaliknya. Bankir kemungkinan akan tetap bekerja di rumah dengan tidak mengoperasikan kantor secara normal lagi.

"Kami telah menetapkan bahwa kami dapat bekerja dengan sangat efektif dari luar gedung, " katanya seperti dikutip lewat Bloomberg, Senin (25/5/2020).

Menurutnya, pada kuartal keempat tahun ini, peningkatan jumlah bankir yang bekerja di kantor mungkin akan terlihat. Namun, jumlahnya tidak akan pernah kembali ke situasi normal dengan kantor bank yang dipenuhi hampir 95 persen orang.

Presiden Cyril Ramaphosa telah berjanji untuk memungkinkan jutaan orang kembali bekerja pada akhir Mei. Para pemimpin bisnis telah memperingatkan empat juta orang bisa kehilangan pekerjaan apabila penutupan ekonomi terus dilakukan.

Legislator saling silang pendapat atas rencana tersebut lantaran negara yang sebentar lagi memasuki musim dingin. Pada musim tersebut, Covid-19 dinilai paling mudah menyebar.

Sementara itu, kebutuhan untuk membuka ekonomi kembali sangat mendesak bagi produsen seperti pembuat kaca Consol Glass Pty Ltd. Apalagi pekan lalu industri tersebut menghadapi kebangkrutan karena peraturan lockdown yang melarang penjualan alkohol. Padahal, pembuatan alkohol menyumbang 85 persen dari penjualan produsen terbesar di negara itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini