Optimis Ekonomi Bangkit, Bursa Jepang Kompak Melonjak 2 Persen

Bisnis.com,26 Mei 2020, 14:02 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Tokyo Stock Exchange./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Jepang berhasil menguat 2 persen lebih pada hari ini seiring dengan optimisme pembukaan kembali aktivtas ekonomi setelah masa lockdown di sejumlah negara.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (26/5/2020) indeks Topix ditutup dengan penguatan 2,17 persen atau 32,53 poin ke level 1.534,73. Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 berakhir di level 21.271,17 dengan penguatan 2,55 persen atau 529,52 poin.

Nikkei 500 juga menanjak 1,84 persen atau 39,07 poin menjadi 2.167,71.

Chief Investment Officer of Core Investments at AXA Investment Managers Chris Iggo mengatakan bahwa dinamika pemulihan ekonomi setelah lockdown untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19 dan pengembangan obat potensial adalah alasan utama pasar menjadi lebih positif.

Investor saat ini tengah mencerna sinyal pembukaan kembali ekonomi dari Jepang, Australia, hingga AS dan memberikan dorongan pada aset berisiko untuk bergerak lebih tinggi.

Untuk diketahui, Pemerintah Jepang telah mengakhiri keadaan darurat nasionalnya pada Senin (25/5/2020), sementara kenaikan dalam ekspektasi bisnis Jerman memberikan secercah harapan lain untuk pasar ekuitas.

Di sisi stimulus, pembuat kebijakan utama Bank Sentral Eropa Francois Villeroy de Galhau mengatakan, ada ruang untuk berinovasi dan bertindak dengan cepat dan kuat yang menandakan itu dapat meningkatkan program pembelian obligasi darurat.

Selain itu, Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat diperkirakan akan mengumumkan rincian paket stimulus keempat.

“Namun, sentimen-sentimen itu tidak berarti kita harus mengabaikan risiko penyebaran gelombang kedua, pertumbuhan ekonomi yang lemah, dan masalah geopolitik AS-China yang berkepanjangan," ujar Chris seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (26/5/2020).

Ketegangan antara AS dan China tetap menjadi fokus dalam beberapa perdagangan ke depan, setelah China mengecam AS karena menambah 33 entitas China ke daftar hitam perdagangan. Kendati demikian, Negeri Panda itu tidak mengumumkan langkah pembalasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini