Bisnis.com, JAKARTA — Konflik geopolitik antara China dengan Amerika Serikat (AS) kembali memanas, memicu respons dari sejumlah negara untuk memindahkan pabrik-pabriknya di China ke negara-negara berkembang.
Setelah sebelumnya tensi antara China dengan AS memanas karena sengketa dagang, maka kali ini konflik dua negara dengan ekonomi terbesar itu dipicu oleh penyebaran wabah Covid-19.
Kondisi lockdown di China telah membuat rantai pasok global menjadi lumpuh. Alhasil, sejumlah negara maju mulai berpikir untuk mengurangi ketergantungan kepada China dengan merelokasi pabrik-pabriknya ke luar China.