Bisnis.com, JAKARTA - Harapan akan pemulihan ekonomi yang lebih cepat membuat saham global naik kemarin hingga membawa ke level tertinggi sejak pandemi Covid-19 pertama kali terjadi pada awal Maret.
Pelonggaran langkah penguncian atau lockdown di seluruh dunia memberikan sedikit alasan optimisme bahwa hal terburuk mungkin telah berlalu.
Di AS Indeks S&P 500 bergerak di atas level 3.000 poin untuk pertama kalinya dalam hampir tiga bulan, meski terjadi tekanan di akhir sesi karena kekhawatiran baru tentang tarif baru AS terhadap China.
"Resesi kemungkinan telah berakhir," menurut Exane BNP Paribas, ahli strategi dalam sebuah kajiannya seperti dikutip ft.com, Rabu (27/5/2020).
Penguncian secara bertahap di sebagian besar negara telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi telah mencapai titik terendah.
Investor beralih ke aset berisiko seperti ke perusahaan perjalanan sehingga turut mendongkrak harga saham perusahaan tersebut setelah Jerman dan Spanyol mencabut pembatasan perjalanan.
FTSE 100 Inggris ditutup naik 1,2 persen dan Dax 30 Jerman menguat satu persen. Sedangkan di Wall Street S&P 500 berakhir naik 1,2 persen, setelah naik lebih dari dua persen selama sesi perdagangan terakhir kemarin.
Nasdaq Composite naik hanya 0,2 persen. Penurunan dari level tertinggi terjadi setelah Bloomberg melaporkan bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan serangkaian sanksi terhadap pejabat, bisnis, dan lembaga keuangan China.
Sementara itu, pasar Asia kembali bergairah dengan spekulasi akan ada langkah-langkah stimulus baru dari China sehingga mengangkat indeks CSI 300 Shanghai dan saham yang terdaftar di Shenzhen sebesar 1,1 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong rebound 1,9 persen setelah tenggelam pekan lalu akibat langkah Beijing yang akan memberlakukan undang-undang keamanan nasional baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel