Manado Siap Uji 15.000 Sampel Spesimen Terkait Covid-19

Bisnis.com,28 Mei 2020, 20:35 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Petugas medis mengambil sampel spesimen saat swab test virus corona Covid-19 secara drive thru di halaman Laboratorium Kesehataan Daerah (Labkesdan) Kota Tangerang, Banten, Senin (6/4/2020)./Antara/Fauzan

Bisnis.com, MANADO -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulawesi Utara (Sulut) memastikan ketersediaan reagen untuk pemeriksaan spesimen terkait dengan Covid-19 masih mencukupi.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulut Steaven Dandel mengatakan bahwa ketersediaan reagen tersebut memang menjadi perhatian gugus tugas, sebab bahan kimia pendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 itu masih harus diimpor dari luar negeri.

Menurutnya, Gugus Tugas Provinsi telah mengantisipasi ketersediaan reagen dan mengatakan bahwa laboratorium real time Polymerase Chain Reaction (PCR) Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado siap melakukan pengujian terhadap 15.000 sampel spesimen pasien terkait dengan Covid-19.

"Kami tidak setengah-setengah impor reagen dan minta reagen dari BNPB. Kami dari awal sudah sampaikan bahwa laboratorium PCR kita siap memeriksa 15.000 sampel dan saat ini yang terpakai sudah hampir 3.000 [sampel]. Juga masih ada 1.000-an yang sementara dalam antrean untuk pemeriksaan," ujar Steaven, Kamis (28/5/2020).

Sementara itu, hingga Kamis (28/5/2020), angka kasus baru positif Covid-19 di Sulut belum menunjukkan penurunan. Hari ini, jumlah pasien positif Covid-19 di Sulut bertambah 16 orang menjadi 297 orang.

Steaven menuturkan bahwa gugus tugas terus berupaya meningkatkan pendeteksian kasus positif Covid-19. Semakin banyak kasus positif yang terdeteksi diharapkan akan mampu membendung penyebaran Covid-19.

"Kami tetap distribusikan semua perangkat, alat laboratorium yang diperlukan untuk kegiatan swab ke seluruh kabupaten/kota supaya kegiatan swab pada kontak erat risiko tinggi tetap berlangsung di lapangan. Sehingga potret epidemiologi menjadi lebih jelas," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nurbaiti
Terkini