Amankan Profitabilitas, Emiten Bank Revisi RBB dan Perbaiki Kualitas Aset

Bisnis.com,28 Mei 2020, 23:50 WIB
Penulis: Maria Elena
NPL Perbankan per Maret 2020 berdasarkan data OJK/Bisnis - Ilham Nesabana

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten perbankan selama kuartal pertama tahun ini masih relatif stabil, kendati pertumbuhannya secara rata-rata terbatas.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, dari sebanyak 17 bank, rata-rata pertumbuhan laba emiten perbankan hanya tercatat sebesar 3,24% secara tahunan (year-on-year/yoy). Memasuki kuartal kedua, bank dikwatirkan akan menghadapi tantangan serius akibat pandemi Covid-19.

Bank-bank besar misalnya, mencatat pertumbuhan laba single digit. Bahkan ada yang mencatat pertumbuhan negatif, seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang turun 0,32% dan PT Bank Pan Indonesia Tbk. turun 13,24%.

Pada segmen menengah, penurunan yang dalam dialami oleh PT Bank Permata Tbk. hingga 99,53%. Adapun, bank yang labanya tumbuh cukup signifikan yaitu PT Bank BTPN Tbk. dan PT Bank Danamon Tbk., masing-masingnya naik 48,46% dan 31,29%.

Bank-bank besar pun kompak menyatakan akan merevisi target Rencana Bisnis Bank (RBB) pada pertengahan tahun ini. Meski demikian, segala upaya dilakukan emiten perbankan untuk menjaga profitabilitas agar tidak turun semakin dalam.

PT Bank Central Asia Tbk. misalnya. Per kuartal I/2020, bank swasta dengan aset terbesar di Tanah Air ini mencatat total laba bersih sebesar Rp6,6 triliun atau naik 8,6% (yoy). Kenaikan ini ditopang pertumbuhan pendapatan operasional 17,3% (yoy) menjadi Rp19,6 triliun.

Pada saat yang sama, pertumbuhan kredit perseroan juga cukup tinggi, yaitu sebesar 12,3% (yoy) menjadi Rp612,2 triliun. Namun, emiten berkode BBCA ini memproyeksikan kinerja hingga akhir 2020 tidak sekencang 2019. Perseroan berencana merevisi target kinerja akhir tahun.

“Kita belum diskusi internal, kita belum ada gambaran akan memangkas target pertumbuhan menjadi berapa, tidak tahu juga Covid-19 dan PSBB kapan akan berakhir,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja kepada Bisnis, Kamis (28/5/2020).

Sementara itu, Bank BRI (BBRI) membukukan laba Rp8,17 triliun, turun 0,3% pada kuartal I/2020. Penurunan profitabilitas ini terjadi lantaran naiknya beban operasional terhadap rasio pendapatan operasional sebesar 3,37 basis poin menjadi 75,22%.

Di sisi lain, penyaluran kredit BRI tercatat sebesar Rp930,73 triliun, tumbuh 10,05% (yoy) pada kuartal I/2020. Sunarso mengatakan BRI akan mampu tetap tumbuh melalui selective growth dan prudent dalam menyalurkan fasilitas pinjaman.

Hal ini tercermin dari pengelolaan rasio kredit bermasalah BRI, di mana pada akhir Maret 2020 NPL BRI tercatat 3%, masih di bawah batas maksimal NPL yang ditetapkan regulator sebesar 5%.

“Ke depan, Bank BRI akan berupaya mempertahankan kinerja dengan menjaga kualitas aset serta terus menciptakan inisiatif inisiatif baru dalam kaitannya memberikan perlindungan dan penyelamatan UMKM di Indonesia,” ucap Sunarso. 

Terpisah, bank besar lainnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga menyatakan akan memangkas target kinerja menjadi berkisar antara 2%-4%.

Sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit, Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Bank BNI Tambok P. Setyawati mengatakan dengan kondisi pandemi Covid-19 pastinya profit tahun ini akan mengalami tekanan.

“Dengan kondisi saat ini, kami fokus melakukan perbaikan kualitas aset. Kami akan menyalurkan penjaman secara selektif di semua segmen, terutama yang terdampak pandemi Covid-19,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini