Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Amar Indonesia Tbk. membukukan laba bersih senilai Rp61 miliar sepanjang 2019.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, raihan laba bersih tersebut naik empat kali lipat. Seiring dengan kenaikan laba bersih tersebut, Bank Amar juga mencatatkan pertumbuhan total aset sebesar 85,9 persen secara tahunan dari Rp1,8 triliun menjadi Rp3,4 triliun.
Vishal Tulsian, Presiden Direktur Amar Bank, mengatakan sepanjang 2019 perseroan mengalami pertumbuhan positif dengan kinerja yang baik di tengah likuiditas yang ketat. Kinerja ini terutama didorong oleh transformasi digital yang diterapkan Amar Bank terhadap
produk Tunaiku dan adanya peningkatan pinjaman produktif Tunaiku.
Dia menyebutkan menurut riset Google, Temasek dan Bain & Company 2019, terdapat 92 juta masyarakat yang belum terlayani bank dan hanya sebesar 12 persen dari 59 juta UMKM di Indonesia yang memiliki akses ke layanan perbankan.
"Melalui akses pembiayaan kredit yang didukung oleh transformasi digital, Tunaiku berperan dalam mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia dengan menjangkau lebih dari 350.000 nasabah dan lebih dari 100.000 UMKM,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (29/5/2020).
Pada tahun yang sama, bank dengan kode saham AMAR ini semakin fokus pada komitmennya terhadap inklusi keuangan dengan melayani nasabah UMKM. Hal ini terlihat dari persentase kredit yang disalurkan kepada UMKM terhadap total kredit pada 2019 sebesar 31,82 persen, meningkat dari 14,96 persen pada 2018.
Secara total, Tunaiku mencatatkan peningkatan penyaluran pinjaman sebesar 100 persen pada 2019 atau lebih dari Rp2 triliun, terutama untuk segmen masyarakat yang sebelumnya kurang terlayani oleh perbankan.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perseroan berada di level 55,65 persen, jauh di atas kinerja CAR Bank Umum Konvensional per Desember 2019 yang tercatat sebesar 23,40 persen.
Amar Bank mencatatkan rasio Return on Asset (ROA) sebesar 2,99 persen, naik dari 1,59 persen pada 2018. Peningkatan ROA menunjukkan
peningkatan pendapatan dari aset, serta peningkatan efisiensi dari sisi biaya.
Sementara itu, rasio Return on Equity (ROE) tercatat di angka 7,45 persen meningkat dari sebelumnya 3,45 persen pada 2018. Selanjutnya, Amar Bank mencatatkan rasio net interest margin (NIM) sebesar 19,30 persen, jauh di atas kinerja NIM Bank Umum Konvensional per Desember 2019 yang tercatat sebesar 4,91 persen.
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) perseroan turun dari 93,69 persen pada 2018 menjadi 89,44 persen pada 2019.
Dalam hal pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), Amar Bank mencatatkan kenaikan sebesar 67 persen dengan total DPK senilai Rp1,831 triliun.
Dengan pertumbuhan substansial dan kinerja keuangan yang positif, 2019 adalah tahun yang penting bagi Amar Bank. Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini, perseroan menyadari tantangan-tantangan yang muncul, tetapi tetap optimis untuk bertumbuh secara kinerja dan melanjutkan transformasi digital pada kuartal ketiga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel