Bisnis.com, JAKARTA — “Saya rasa Edward akan menjadi hero kalau saja perekonomian sedang bertumbuh baik. Tetapi sayang kondisi perekonomian tidak mendukung,” tutur William Soeryadjaya mengenai anak sulungnya, Edward Seky Soeryadjaya yang tengah dalam kesulitan akibat krisis keuangan Summa Group.
Klimaks tragedi bisnis itu terjadi pada 14 Desember 1992 ketika pemerintah akhirnya melikuidasi Bank Summa, lembaga keuangan milik keluarga William Soeryadjaya.
Untuk pertama kalinya, dalam sejarah, pemerintah memberedel bank umum swasta. Tak ada yang pernah menduga sebelumnya, pemerintah bakal mengambil keputusan keras seperti itu terhadap sebuah institusi keuangan, di mana masyarakat mulai mempercayakan secara penuh uang mereka di sebuah bank sebagai imbas dari booming perbankan berkat paket kebijakan 27 Oktober 1988 atau Pakto 88, yang memangkas habis aturan yang mempersulit pendirian bank.