Konten Premium

Ambisi Edward, Lepasnya Astra, dan Kejatuhan William Soeryadjaya

Bisnis.com,01 Jun 2020, 08:10 WIB
Penulis: Gajah Kusumo
Didampingi Benny Subianto dan Palgunadi (ketiga dari kiri), William Soeryadjaya tampak tegang ketika mengikuti perkembangan saham PT Astra International Tbk. (ASII) di Bursa Efek Jakarta. Buku William Soeryadjaya, Kejayaan dan kejatuhannya: Studi Kasus Eksistensi Konglomerasi Bisnis di Indonesia, yang ditulis oleh Amir Husin Daulay, Banjar Chaeruddin, B. Wiwoho, dan Marah Sakti Siregar dan diterbitkan oleh PT Bina Rena Pariwara pada 1993.

Bisnis.com, JAKARTA —  “Saya rasa Edward akan menjadi hero kalau saja perekonomian sedang bertumbuh baik. Tetapi sayang kondisi perekonomian tidak mendukung,” tutur William Soeryadjaya mengenai anak sulungnya, Edward Seky Soeryadjaya yang tengah dalam kesulitan akibat krisis keuangan Summa Group.

Klimaks tragedi bisnis itu terjadi pada 14 Desember 1992 ketika pemerintah akhirnya melikuidasi Bank Summa, lembaga keuangan milik keluarga William Soeryadjaya.

Untuk pertama kalinya, dalam sejarah, pemerintah memberedel bank umum swasta. Tak ada yang pernah menduga sebelumnya, pemerintah bakal mengambil keputusan keras seperti itu terhadap sebuah institusi keuangan, di mana masyarakat mulai mempercayakan secara penuh uang mereka di sebuah bank sebagai imbas dari booming perbankan berkat paket kebijakan 27 Oktober 1988 atau Pakto 88, yang memangkas habis aturan yang mempersulit pendirian bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gajah Kusumo
Terkini