Sejumlah Kota Dilanda Kericuhan, Bursa Berjangka AS Turun

Bisnis.com,01 Jun 2020, 06:25 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Indeks S&P 500 tergelincir dari level tertingginya dalam 7 pekan. - Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham berjangka di Amerika Serikat amblas seiring dengan kericuhan di beberapa kota. Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran tentang tingkat infeksi virus corona dan meredam pemulihan ekonomi.

Dilansir dari Bloomberg, Dow Jones Futures Index turun 0,78 persen ke posisi 25.184. Indeks S&P 500 berjangka  juga turun 24 poin di awal pembukaan. Penurunan indek terjadi setelah Amazon mengurangi pengiriman dan Apple menutup sebagian toko pada Minggu (31/5/2020).

Para pelaku pasar tengah mengukur dampak kekerasan yang terjadi di akhir pekan lalu terhadap pembukaan kembali ekonomi. 

Bursa utama di Amerika Serikat yang menjadi acuan mengalami kenaikan dalam dua bulan berturut-turut. Pelaku pasar akan mempertimbangkan perkembangan indeks PMI, termasuk Korea Selatan dan Taiwan setelah data China menunjukkan pemulihan. Demonstrasi di AS akan menambah kerumitan dalam prospek pasar saham di bulan kedua setelah titik terendah pada Maret 2020.

"Pembukaan kembali dapat terganggu dan itu dapat mempengaruhi ekonomi negara bagian lokal yang baru saja bangkit dari pandemi," ujar en Emons, direktur pelaksana strategi makro global di Medley Global Advisors.

Pada perkembangan lain, Bank Sentral Australia diprediksi akan mempertahankan kebijakan utamanya dan tidak berubah pada Selasa (2/6/2020). Demikian juga dengan Kanada, yang memiliki opsi untuk menambah stimulus tetapi mungkin masih akan mengevaluasi sejumlah kebijakan.

Di Eropa, European Central Bank diperkirakan akan menambah program penyelamatan dengan tambahan 500 miliar euro untuk pembelian aset. Kembali ke AS, data pasar tenaga kerja yang akan dirilis pada Jumat (5/6/2020) kemungkinan akan membuat kejutan dengan prediksi angka pengangguran melonjak ke kisaran 19,6 persen, tertinggi sejak 1930an.

Berikut perkembangan pasar keuangan dunia

Saham

Mata Uang

Obligasi

Komoditas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini