Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mega Tbk. akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit konstruksi, baik untuk segmen korporasi maupun usaha mikro kecil menengah (UMKM) pada tahun ini.
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan kondisi pertumbuhan kredit sekaligus kualitasnya di perseroan masih terjaga cukup baik tahun ini.
Namun, pihaknya akan lebih selektif dan memprioritaskan kualitas kredit konstruksi pada tahun ini.
"Kredit konstruksi kami lebih banyak kepada korporasi. Namun, kami pun akan tetap selektif dan tidak terlalu agresif pada tahun ini," katanya, Senin (1/6/2020).
Adapun, kredit konstruksi emiten berkode saham MEGA ini tercatat senilai Rp9,77 triliun dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang berada di bawah 1 persen.
Dia menyebutkan debitur UMKM saat ini mengalami pukulan paling berat dan bahkan menjadi segmen debitur yang lebih dulu dalam memohon keringanan.
Pasalnya, berhentinya kegiatan ekonomi langsung berdampak pada arus kas mereka sehingga membutuhkan bantuan perbankan dalam meringankan cicilan kewajiban kreditnya.
"Kami sebagai bank mencoba untuk menjawab kebutuhan tersebut. Hanya saja untuk penambahan kredit baru, sepertinya belum akan kami proses dulu," imbuhnya.
Adapun, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), baki kredit konstruksi UMKM per Februari tahun ini tercatat Rp58,49 triliun dengan rasio kredit bermasalah sebesar 9,40 persen. Posisi ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar 7,93 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel