Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menilai kemampuan usaha mikro kecil menengah (UMKM) bertahan dalam pandemi virus corona hanya selama 6 bulan.
Jika pada Agustus tahun ini pelaku UMKM belum dapat beroperasi secara normal, maka besar kemungkinan banyak yang akan gulung tikar dan membuat tumpukan kredit bermasalah di perbankan.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menuturkan pelaku UMKM saat ini sudah menggunakan tabungan sekaligus 20 persen dari modal kerjanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
"Maka dari itu pelonggaran pembatasan sosial menjadi sangat penting. UMKM harus mulai diberi protokol yang masih memungkinkan mereka beraktifitas," katanya, Senin (1/6/2020).
Dia menuturkan perseroan pun berupaya sekuatnya untuk memberi keringanan restrukturisasi kepada para debitur UMKM. Namun, Supari pun tak mengelak bahwa relaksaasi yang diberikan perseroan sekaligus subsidi bunga dari pemerintah nantinya hanya untuk memperpanjang napas pelaku UMKM.
Khusus untuk konstruksi UMKM, dia mengklaim tidak ada perbedaan kondisi pada sektor ekonomi ini. Hanya saja, dia mengakui proyek yang diterima pelaku UMKM konstruksi memang sudah sedikit sebelum masa pandemi.
"Sebenarnya tidak ada perbedaaan. Mau besar atau kecil, semuanya mendapat tekanan," imbuhnya.
Meski demikian, Supari menekankan perseroan sudah menyiapkan berbagai langkah pemenuhan likuiditas antisipatif untuk dapat terus mendukukng keberlangusungan mitra UMKM.
"Secara korporasi tentunya kami tetap kuat. Kami hanya berharap pelaku UMKM dapat mampu melewati pandemi ini dan memaksimalkan semua asetnya untuk bertahan," katanya.
Adapun, emiten berkode BBRI ini telah diperolehnya komitmen pinjaman luar negeri senilai US$1 miliar dalam skema club loan. Pinjaman ini ditujukan untuk memperkuat struktur liabilities dan meningkatkan net stable funding ratio, menjaga likuiditas valas sekaligus sumber pendanaan untuk ekspansi kredit nantinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel